Happy Reading Starbucks Strawberries & Crème Frappuccino

Senin, 15 April 2019

TUGAS SOFTSKILL : TEORI PEMBENTUKAN BUMI DAN FENOMENA ALAM


A.    TEORI PEMBENTUKAN BUMI
Bumi menjadi satu-satunya planet yang memungkinkan untuk berlangsungnya kehidupan. Hal ini disebabkan karena di bumi terdapat air sebagai komponen pendukung kehidupan. Atmosfer bumi memiliki komposisi yang sesuai untuk kehidupan, serta jarak dari matahari yang tidak terlalu dekat namun juga tidak terlalu jauh. Bumi juga memiliki sumber daya alam yang berperan bagi kelangsungan hidup manusia.
Bumi adalah salah satu dari miliaran benda langit yang ada dijagat raya. Di jagat raya terdapat sebuah sistem yang disebut dengan sistem tata surya. Tata surya terdiri dari matahari, beberapa planet, satelit, dan benda-benda langit. Tata surya dapat terbentuk karena beberapa teori, teori-teori tersebut antara lain, yaitu:

1.      Teori Tidal (Pasang Surut Gas)

Teori tidal dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada 1918. Menurut teori ini, ratusan juta tahun lalu ada sebuah bintang yang bergerak mendekat matahari dan kemudian menghilang. Pada saat itu sebagian matahari tertarik dan lepas. Bagian matahari yang lepas ini kemudian membentuk planet-planet.
Bedasarkan teori pasang surut terdapat sebuah bintang besar yang bergerak mendekati matahari dengan jarak yang dekat. Akibat jarak yang dekat, terjadi pasang surut didalam tubuh matahari, dimana saat itu matahari masih berupa kumpulan gas. Oleh karena ukuran bintang yang sangat besar (menyerupai matahari) dan jarak yang dekat, maka timbullah semacam gelombang raksaksa dari tubuh matahari akibat gaya tarik bintang besar tersebut. Gelombang tersebut  membentuk semacam lidah pijar yang sangat besar, membentang dari arah matahari menuju ke bintang besar tersebut.
Lidah pijar tersebut mengalami perapatan partikel gas menjadi gumpalan-gumpalan, sehingga terpisah satu sama lain. Gumpalan tersebut membentuk planet-planet. Bintang besar yang telah menyebabkan penarikan bagian tubuh matahari tersebut kemudian bergerak sesuai dengan orbitnya dijagat raya. Bintang besar bergerak menjauh, sehingga hilang pengaruhnya terhadap tubuh mathari maupun terhadap planet yang telah terbentuk. Planet-planet yang telah terbentuk tersebut kemudian mengalami pendinginan sambil terus berputar mengelilingi matahari. Planet-planet yang berukuran kecil mengalami proses pendinginan secara cepat. Sedangkan planet-planet yang berukuran besar mengalami pendinginan secara lambat.

2.      Teori bintang kembar

Teori bintang kembar dikemukakan oleh Hoyle. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan yang lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa melintas bintang lainnya, menabrak salah satu bintang kembar itu, sehingga menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil. Pecahan tersebut terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.

3.      Teori Nebula (Kabut)

Teori nebula dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Laplace pada  1796. Teori ini menyatakan bahwa pada mulanya terdapat kabut gas dan debu (nebula) yang sangat panas, sebagian besar terdiri atas hydrogen dan sedikit helium. Saat mengalami proses pendinginana, kabut gas tersebut menyusut. Semakin lama bentuknya berubah dari bulat bola menjadi semacam cakram. Sebagian besar materi kemudian mengumpal dipusat cakram menjadi mathari, sedangkan sisanya yang tertinggal terpisah sebagai cincin dan tetap mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Bagian yang terpsiah ini setelah mendingin menjadi planet-planet, termasuk masing-masing satelitnya.

4.      Teori Big Bang

Teori Big Bang dikemukakan oleh George Lemaitre. Teori ini menytakan bahwa pada mulanya alam semesta adalah primeval atom yang berisi semua materi dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika materi ini meledak dan seluruh materinya terlempar keruang alam semesta. Materi-materi tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu, kosmos, asteroid, meteor, energi, dan partikel-partikel lain. Teori big bang ini didukung oleh seorang astronom dari Amerika Serikat, yaitu Edwin Hubble. Bedasarkan pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa jagat raya ini bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari bumi, semakin cepat proses pengembangannya.


5.      Teori Planetasimal (Planet kecil)

Teori planetasimal dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton pada 1905. Mereka adalah dua sarjana yang berasal dari Amerika Serikat. Teori ini mengemukakan bahwa tata surya pada mulanya terbentuk dari kabut gas yang mengelilingi inti gas yang panas. Kabut gas tersebut terus berputar mengelilingi inti gas hingga berpilin (disebut kabut pilin). Kabut pilin tersebut terdiri atas buritan material pada yang disebut planetasimal. Lama kelamaan kabut gas yang terpilin berubah menjadi bahan-bahan pada yang kemudian menjadi planet. Sedangkan inti gas panas menjadi matahari.






Dari beberapa macam teori pembentukan jagat raya tersebut, maka terbentuklah bumi beserta planet-planet lainnya. Namun bumi memiliki teori pembentukannya sendiri. beberapa teori pembentukan bumi dapat menjadi gambaran mengenai dinamika bumi dan awal pembentukannya. Beberapa teori pembentukan bumi sebagai berikut.

1.      Teori Kontraksi
Teori kontraksi ini dikemukakan oleh Rene Descrates pada tahun 1596 – 1650. Teori ini menjelaskan bahwa bumi mengalami penyusutan dan pengerutan karena proses pendinginan. Oleh Karena itu, bentuk permukaan bumi atau relief bumi beraneka ragam seperti gunung, perbukitan, lembah, dan daratan.

James Danu dan Elie de Baumant mendukung teori kontraksi. Mereka berpendapat terbentuknya pegunungan dan lembah-lembah disebabkan pengerutan permukaan bumi. Pengerutan permukaan bumi disebabkan oleh proses pendinginan pada bagian dalam bumi. Akan tetapi, teori ini bertentangan dengan kondisi bumi saat ini. Oleh karena itu teori ini tidak banyak digunakan. Pasalnya, pada inti bumi terdapat massa pijar dan lapisan bumi masih mengalami pergerakan hingga saat ini.

2.      Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)
Teori ini dinamakan teori dua benua karena awal pembentukan bumi terdiri atas dua benua yang besar (supercontinent). Teori dua benua dikemukakan oleh Edward Zuess pada tahun 1884. Dua benua yang dimaksud yaitu benua Laurasia dikutub utara dan Gondwana Land di kutub selatan. Proses pembentukan bumi diawali dengan pergerakan kedua benua menuju ekuator. Rotasi bumi mempengaruhi sebagian benua terpisah didaerah ekuator dan belahan bumi barat. Benua Laurasia membentuk Eropa, Asia, Amerika Utara, dan Greenland. Benua Gondwana terpecah membentuk Amerika Selatan, India, Australia, Afrika, dan Antartika.

3.      Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Wegener pada tahun 1912. Teori ini menjelaskan bumi bermula dari benua tunggal yaitu Pangea. Pangea merupakan daratan luas yang terpecah-pecah akibat pergerakan dasar laut.
Teori ini mengemukakan tentang pengaruh rotasi bumi terhadap pergerakan pecahan benua. Arah rotasi bumi dari barat ke timur mempengaruhi area pergerakan pecahan Pangea. Pecahan-pecahan tersebut bergerak kearah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti kenampakan alam berikut.
1.     Adanya persamaan garis kontur pantai timur benua Amerika Utara dan benua Amerika Selatan dengan garis kontur pantai barat benua Eropa dan benua Afrika.
2.      Batas Samudra Hindia mendesak ke utara
3.      Terdapat aktivitas seismic dipatahan San Andreas
4.      Kepulauan Madagaskar bergerak menjauhi Afrika Selatan
5.      Samudra Atlantik semakin luas karena pergerakan benua Amerika kearah barat
6.      Greenland bergerak menjauhi Eropa

4.      Teori Konveksi
Teori konveksi menjelaskan bahwa permukaan bumi dipengaruhi oleh konveksi. Arus konveksi merupakan arus panas dari dalam bumi yang selalu bergerak.  Arus panas ini mempengaruhi pergerakan kulit bumi. Teori ini dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess.  Teori ini dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz. Teori ii menjelaskan bahwa didalam lapisan astenosfer terjadi arus konveksi menuju permukaan bumi. Arus konveksi membawa materi berupa lava sampai permukaan bumi (dipungggung samudra). Lava yang terbawa akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga akan menggeser lapisan kulit bumi yang lama.

5.      Teori Lempeng Tektonik
Evolusi bentuk permukaan bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson pada tahun 1968. Lempeng lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak. Pergerakan lempeng ini dipengaruhi oleh arus konveksi pada lapisan atenosfer. Atenosfer merupan suatu lapisan cair dan panas. Lempeng tektonik merupakan bagian permukaan kulit bumi yang dapat bergerak. Kerak bumi disebut lempeng karena ukurannya yang luas dan tipis dengan sifat kaku. Lempeng terdiri atas lempeng benua dengan tebal sekira 40 km dan lempeng samudra dengan tebal sekira 10 km. kedua lempeng tersebut bergerak diatas lapisan atenosfer dengan kecepatan rata-rata 10cm/tahun.
Gerakan lempeng tektonik dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.
a.    Gerakan Divergen
Gerakan divergen merupakan gerakan dua atau lebih lempeng tektonik yang berimpitan dan bergerak saling menjauh.
b.   Gerakan Konvergen
Gerakan konvergen merupakan gerakan dua atau lebih lempeng tektonik yang saling mendekat sehingga bertumbukan dan menyebabkan salah satu dari lempeng tersebut tersubduksi kedalam mentel dan membentuk gunung api aktif dikerak benua.
c.    Gerakan Transform
Gerakan Transform adalah gerakan antar lempeng tektonik yang berlawanan arah sehingga saling bergesekan. Misalnya gesekan antara lempeng samudra pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara yang menyebabkan terbentuknya sesar San Andreas di Amerika Serikat. Jalur bertemunya lempeng-lempeng tektonik disebut zona mendatar (transform zone).






B.     FENOMENA ALAM
AURORA


Aurora merupakan pancaran cahaya di langit daerah lintang tinggi, sebagai akibat dari pembelanjaan partikel angin matahari oleh magnetosfer ke arah kutub, serta adanya reaksi dengan molekul-molekul atmosfer.
Proses terjadinya aurora, bermula dari inti matahari. Di dalam inti matahari terjadi reaksi termonuklir hydrogen menjadi helium. Energi tersebut dialirkan ke permukaan matahari hingga terjadi medan magnet yang sangat kuat. Medan yang tak terbendung terpancar. Medan tersebut berupa partikel proton dan electron yang membentuk medan magnet. Saat terjadi fenomena lidah api pada permukaan matahari, maka medan magnet tersebut terpancar ke luar angkasa. Merkurius tak terpengaruh medan ini karena medan magnet dari planet ini terlalu kecil, begitu juga dengan planet venus. Ketika medan magnet melewati bumi, dimana planet bumi dilapisi oleh medan magnet yang bernama Magnetosfer.
Medan magnet magnetosfer ini terkenal dengan sebutan sabuk van vallen. Yaitu sabuk magnet seperti buah apel. Ketika medan yang dipancarkan matahari menerpa magnetosfer, partikel yang berupa proton dan electron akan dibelokan dan tertarik menuju kutub medan magnet bumi. aliran partikel yang tertarik ke kutub medan magnet bumi akan bertumbukan dengan atom-atom yang ada di atmosfer. Atom-atom tersebut dapat dilihat secara visual melalui pendar cahaya yang bewarna-warni dilangit, atau yang dikenal sebagai Aurora.
Peranan magnet yang besar pada terjadinya aurora menyebabkan aurora paling sering terjadi disekitar kutub utara dan kutub selatan magnetiknya, dan sangat jarang terjadi didaerah katulistiwa. Aurora yang terkenal adalah Aurora Borealis (Kutub Utara) dan Aurora Australis (Kutub Selatan).

0 komentar:

Posting Komentar