Happy Reading Starbucks Strawberries & Crème Frappuccino

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 02 Juli 2020

RESUME JURNAL INTERNASIONAL : BELANJA ONLINE


   Resume Jurnal Internasional

 Important trends in e-commerce shop owners shouldn't miss

Jurnal 1 :

Judul                           : Increasing Trust In Online Shopping Environment

                                    Increases PurchasingBehavior

Jurnal                           : Proceedings of the Human Factors and Ergonomics Society

                                    54th AnnualMeeting-2010

Volume dan Halaman : Vol 54, Issue 16, Halaman 1259-1263

Tahun                          : 2010

Penulis                         : Tyler Campbell dan Bruce N. Walker

 

Latar Belakang Penelitian :

            Kepercayaan merupakan faktor penting perilaku konsumen terhadap belanja online. Tingkat kepercayaan yang tinggi mendorong para konsumen untuk melakukan kegiatan transaksi online juga mempertahankan para konsumen online. Akan tetapi memperoleh kepercayaan konsumen dalam bisnis e-commerce / online shopping bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang membuat para konsumen masih belum mempercayai penggunaan e-commerce / online shopping seperti ketidakpastian kinerja penjual, jarak antara penjual dan pembeli yang jauh, lalu pembeli yang tidak mengetahui apakah penjual ini nyata atau tidak, serta keamanan (privasi) dalam melakukan transaksi dimana hal-hal yang tersebut tidak ditemukan dalam transaksi jual-beli tradisional (tatap muka).

Tujuan Penelitian :

            Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel yang memiliki efek positif dalam mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam berbelanja di website e-commerce / online shopping sehingga dapat meningkatkan perilaku konsumen. Selain itu tujuan dari penelitian ini agar para pelaku bisnis e-commerce / online shopping dapat melihat variabel apa yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen sehingga dapat diterapkan ke dalam website-nya.

Variabel Penelitian :

           Terdapat 3 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang pertama fasilitas pengiriman barang semalaman, lalu yang kedua fasilitasin-store-pick-up yaitu para konsumen yang membeli barang secara online diberikan opsi untuk mengambil barang sendiri ke penjual dan yang ketiga fasilitaslive video stream dimana para konsumen yang ingin membeli barang online dapat melihat aktivitas serta produk-produk yang dijual oleh e-commerce tersebut.

Metode dan Sampel Penelitian :

            Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dan juga menggunakan kuesioner dengan 5 jenis titik skala Likert.Lalu jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 16 peserta dengan rincian 10 laki-laki dan 6 perempuan dengan rata-rata usia 22 tahun.

Hasil dan Kesimpulan yang Diperoleh :

            Dari ketiga variabel yang digunakan semuanya berpengaruh signifikan mempengaruhi kepercayaan dan meningkatkan perilaku konsumen terhadap e-commerce / belanja online. Pertama adalah fasilitas pengiriman barang semalaman, para peserta menilai websitee-commerce yang memiliki opsi dalam pengiriman barang semalaman memiliki tingkat kepercayaan lebih tinggi, lebih bermanfaat, serta dapat meningkatkan niat para calon konsumen dalam membeli barang dari website e-commerce tersebut. Sehingga ada baiknya para pelaku bisnis ­e-commerce memasukkan fasilitas ini ke dalam website mereka.

            Kedua adalah fasilitas in-store-pick-up yaitu para konsumen yang membeli barang secara online diberikan opsi untuk mengambil barang sendiri ke penjual. Pada variabel ini para peserta menilai website e-commerce yang memiliki fasilitas in-store-pick-up dapat meningkatkan kepercayaan karena memungkinkan pembeli melihat barang secara langsung di tempat penjual dan apabila barang tersebut terdapat kerusakan pembeli bisa langsung meminta ganti ke penjual. Selain itu dengan bertemunya penjual dengan pembeli secara langsung dapat meningkatkan kepercayaan pembeli.

            Ketiga adalah fasilitas live video stream dimana para konsumen yang ingin membeli barang online dapat melihat aktivitas serta produk-produk yang dijual oleh e-commerce tersebut. Pada variabel ini mungkin tergolong baru bagi para peserta karena belum banyak website e-commerce yang menerapkannya, namun para peserta menilai fasilitas ini dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dalam membeli barang secara online. Kehadiran live video stream dapat meningkatkan kepercayaan bahwa bisnis tersebut memang ada, aktivitasnya nyata serta dapat melihat bagaimana penjual melayani konsumennya.

Kelebihan Penelitian :

a)    Sampel pada penelitian ini mudah untuk dicari karena hampir semua orang pernah melakukan kegiatan berbelanja secara online.

b)   Penelitian terdahulu sudah banyak dilakukan sehingga peneliti dapat dengan mudah membandingkan antara 1 penelitian dengan penelitian yang lain sebagai referensi penulisan penelitian ini.

Kekurangan Penelitian :

a)    Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dimana peneliti harus menganalisa secara mendalam tiap sampel (dengan kuesioner, wawancara dan diskusi).

b)   Tema dari penelitian ini sudah sering diteliti sehingga bagi beberapa akademisi pokok bahasannya sudah tidak aktual lagi.

 

Jurnal 2 :

Judul                           : Internet Users’ Attitudes Toward Business-to-Consumer

                                      Online Shopping : A Survey

Jurnal                           : SAGE Pub Journals

Volume dan Halaman : Vol 32, Issue 3, Halaman 1-22

Tahun                          : 2016

Penulis                         : Farid Huseynov dan Sevgi Ozkan Yildrim

 

Latar Belakang Penelitian :

            Pertumbuhan yang cepat dari aktivitas belanja online dalam beberapa tahun terakhir membutuhkan identifikasi faktor-faktor kunci yang dengan cermat mempengaruhi perilaku serta sikap konsumen dalam melakukan belanja online. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen online sangat penting untuk manajemen hubungan pelanggan yang efektif. Hal ini sangat penting bagi para penjual online agar memahami secara jelas faktor-faktor yang memengaruhi niat belanja online dan mengambil tindakan yang diperlukan. Jika diidentifikasi dan dikelola dengan benar, faktor-faktor penting tersebut dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi penjual online dan juga meningkatkan tingkat kepuasan dan pengalaman konsumen dengan website penjual.

Tujuan Penelitian :

            Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menilai sikap pengguna internet terhadap belanja online. Dengan penelitian survei ini juga bertujuan untuk mengevaluasi faktor-faktor dan kekhawatiran terkait belanja online seperti pola penggunaan internet, pengalaman belanja online, minat berbelanja online, evaluasi belanja online, kepercayaan pada penjual online, upaya pencarian online, resiko produk yang dirasakan, resiko pengiriman, persepsi keamanan, dan resiko privasi dalam berbelanja online.

Variabel Penelitian :

            Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 6 yaitu masalah keuangan, masalah kualitas produk, masalah pengembalian uang, masalah pengiriman produk, masalah keamanan dan masalah privasi.

Metode dan Sampel Penelitian :

            Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Teknik convenience samping non-probabilitas digunakan untuk mengakses responden potensial dan juga menggunakan kuesioner dengan skala 1-3 ((1)rendah - (3)tinggi, (1)sedikit - (3)banyak, (1)tidak setuju - (3)setuju) serta item-item dalam kuesioner diambil dari penelitian terdahulu.

            Pada penelitian ini ada dua sampel dalam penelitian antara lain sampel pilot dan sampel penelitian utama. Sampel pilot digunakan sebagai prototype yang diuji ke 10 mahasiswa yang belajar di kota Ankara, Turki. Selanjutnya dari prototype tadi disempurnakan kemudian kuesioner final dibagikan kepada 208 mahasiswa di berbagai fakultas di universitas yang ada di kota Ankara, Turki. Hasil kuesioner yang diisi secara benar diperoleh sebanyak 195. 

Hasil dan Kesimpulan yang Diperoleh :

            Hasil penelitian menunjukkan temuan yang menarik dan pada saat yang sama sangat penting tentang penggunaan internet. Sebagian besar pengguna internet menggunakan smartphone mereka untuk mengakses internet. Smartphone memiliki kemampuan dan konektivitas yang lebih maju daripada ponsel biasa. Namun, jika dibandingkan dengan PC (komputer), smartphone tidak lebih baik dari PC karena perbedaan spek yang ada. Sehingga bagi para pelaku bisnis e-commerce disarankan untuk mengoptimalkan website-nya terhadap para pengguna smartphone.

            Sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam memeriksa dan menilai kualitas produk yang dijual secara online. Lebih lanjut, para responden menyatakan bahwa keberadaan gambar produk yang dijual secara signifikan memengaruhi tingkat kepercayaan dan niat mereka dalam berbelanja. Dengan mempertimbangkan temuan ini, para pelaku bisnis e-commerce bisa menambahkan gambar produk yang dijual di website mereka agar memudahkan para konsumen menganalisis spesifikasi produk dan kualitasnya melalui internet.

            Dalam penelitian ini, responden menyatakan bahwa privasi informasi pribadi dan keamanan transaksi keuangan menjadi perhatian utama mereka dalam menggunakan internet. Selain itu, responden yang tidak pernah berbelanja online menunjukkan bahwa mereka tidak percaya untuk memberikan rincian keuangan pribadi mereka melalui internet. Mayoritas responden juga mengindikasikan bahwa mereka akan berbelanja online jika mereka yakin bahwa privasi dan keamanan mereka terjamin. Dengan mempertimbangkan temuan-temuan ini, para pelaku bisnis e-commerce direkomendasikan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan segala jenis transaksi keuangan serta keamanan data para konsumen aman.

            Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengguna internet menganggap beberapa faktor sebagai indikasi kepercayaan kepada penjual online. Faktor utama yang meningkatkan tingkat kepercayaan konsumen di toko online adalah jaminan dan kebijakan asuransi, keamanan dan privasi data konsumen, gambar dari produk yang dijual, alamat perusahaan dan detail kontak, detail yang diperlukan tentang perusahaan dan kebijakan privasi. Para pelaku bisnis e-commerce didorong untuk mempertimbangkan faktor-faktor tersebut sambil membangun toko online mereka.

            Pengguna internet menghabiskan banyak waktu dan upaya dalam mencari dan menganalisis produk sebelum membeli. Aktivitas pencarian terkait dengan produk dilakukan baik di website e-commerce maupun melalui sumber eksternal. Untuk mengurangi upaya yang dihabiskan dalam mencari produk yang sesuai dan pada saat yang sama meningkatkan proses pengambilan keputusan konsumen, para pelaku bisnis e-commerce didorong untuk mengintegrasikan agen belanja cerdas ke website mereka.

            Pada toko fisik (offline), konsumen dapat memeriksa, mencoba dan mencari saran dari perwakilan penjualan sebelum membeli produk. Namun, di toko online konsumen memiliki kemampuan terbatas untuk memeriksa produk yang ditawarkan. Mereka dapat memeriksa produk sampai tingkat tertentu, yang meningkatkan tingkat permintaan pengembalian produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden khawatir temtamg masalah pengembalian uang dalam belanja online. Konsumen terkadang mengalami kesulitan dalam memahami prosedur yang diperlukan untuk mengembalikan produk yang dibeli. Oleh sebab itu para pelaku bisnis e-commerce disarankan untuk memiliki kebijakan pengembalian dana yang mudah dipahami dan lancar.

Kelebihan Penelitian :

a)    Pada penelitian ini variabel yang diteliti cukup banyak dan lengkap sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan para pelaku bisnis e-commerce sebagai saran perbaikan untuk kedepannya.

b)   Metode penelitian yang digunakan mudah diterapkan dan juga mudah untuk dipahami oleh para pembaca.

Kekurangan Penelitian :

a)    Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana memiliki batas minimal kuesioner yang harus disebar sehingga penelitian ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk mencetak sejumlah kuesioner.

b)   Jumlah data yang banyak sekitar 195 kuesioner membuat kegiatan olah data yang dilakukan membutuhkan waktu yang banyak apalagi sebelumnya peneliti juga membuat prototype sebelum menyebarkan kuesioner final ke target sampel.

 

 

Jurnal 3 :

Judul                           : Affective and Cognitive Online Shopping Experience :

                                      Effects of Image Interactivity Technology and

                                      Experimenting With Appearance

Jurnal                           : Clothing & Textiles Research Journal SAGE Pub Journals

Volume dan Halaman : Vol 28, Issue 2, Halaman 140-154

Tahun                          : 2010

Penulis                         : Hyun-Hwa Lee, Jihyun Kim dan Ann Marie Fiore

 

Latar Belakang Penelitian :

            Menjamurnya bisnise-commercetelah menyebabkan peningkatan pilihan dalam berbelanja yang memuaskan bagi konsumen. Seiring berjalannya waktu kesadaran akan suatu merk para retail online ini juga meningkat. Dengan meningkatnya persaingan, retail online ini memaksimalkan website yang mereka miliki untuk meningkatkan identitas merk dan mengamankan loyalitas konsumen. Secara bersamaan, konsumen juga mulai menggunakan teknologi canggih dalam melakukan aktivitas berbelanjanya di website.

            Dengan kemajuan teknologi, kelemahan-kelemahan dari belanja pakaian secara online seperti konsumen tidak dapat melihat secara fisik serta tidak dapat mencobanya sebelum membeli dapat diubah. Beberapa retail online spesialis pakaian memberikan fitur interaktif di website penjualan mereka seperti kemampuan untuk memperbesar gambar produk yang dijual. Adapula beberapa retail pakaian online yang menggunakan teknologi mix and amtch yang memungkinkan para konsumen dapat melakukan simulasi kombinasi beberapa jenis produk. Studi ini berfokus pada teknologi yang lebih maju dimana teknologi ini disebut Image Interactivity Technology (ITT).Produk yang disimulasikan bersifat 3D sehingga pengalaman simulasi produk lebih aktual rinci. Selain itu studi ini juga meneliti efek dari Experimenting with Appearance (EA) dimana konsumen bereksperimen dalam berpenampilan demi memainkan peran mediasi anatara keupasaan dalam berpakaian dan kemampuan dalam bersosialisasi.

Tujuan Penelitian :

            Untuk mengetahui pengalaman berbelanja yang diberikan Image Interactivity Technology (ITT) terhadap kenikmatan berbelanja dan resiko yang dirasakan. Selain itu tujuan dari penelitian ini untuk melihat efek dariExperimenting with Appearance (EA) pada kenikmatan berbelanja dan resiko yang dirasakan dan konsekuensi efek berurutan dari pengalaman ini terhadap sikap para pelaku bisnis retail pakaian online.

Variabel Penelitian :

            Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 yaitu Experimenting with Appearance (EA), kenikmatan berbelanja, resiko yang dirasakan dan sikap para pelaku bisnis retail pakaian online.

Metode dan Sampel Penelitian :

            Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pretest dimana perserta ditugaskan mengakses salah 1 dari 2 website yang tersedia dimana satu website memiliki tingkat Image Interactivity Technology (ITT) yang tinggi sedangkan satu website lain memiliki tingkat Image Interactivity Technology (ITT) yang rendah.Pada penelitian ini diperoleh sampel sebanyak 206 responden selama 4 minggu yang terdiri dari 152 wanita dan 54 pria dengan usia berkisar antara 18 dan 25 tahun dimana mereka merupakan para sarjana di universitas besar di AS.

Hasil dan Kesimpulan yang Diperoleh:

            Berdasarkan hasil penelitian, fitur IIT meningkatkan kenikmatan dalam berbelanja, mengurangi resiko persepsi yang terkait dengan belanja online dan meningkatkan sikap para pelaku bisnis retail pakaian online. EA adalah sifat konsumen yang secara signifikan mempengaruhi pengalaman belanja pakaian secara online. Pada penelitian ini EA secara positif memiliki keterkaitan dengan kenikmatan dalam berbelanja. Di saat yang sama EA dapat mengurangi ketidakpastian yang terkait dengan belanja online.

            Selain itu, EA punya efek tidak langsung positif terhadap sikap para pelaku bisnis retail pakaian online, sebagian dipengaruhi oleh kenikmatan berbelanja dan resiko yang dirasakan. Mereka yang senang mencoba produk pakaian baru menemukan belanja online dengan fitur IIT lebih menyenangkan dan minim resiko dan pengalaman-pengalaman ini meningkatkan sikap terhadap para pelaku bisnis retail pakaian online.

            Para pelaku retail percaya bahwa teknologi yang ditambahkan ke lingkungan konsumen dapat meningkatkan pengalaman berbelanja. Efek ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik konsumen. Berdasarkan temuan saat ini kami menuarankankan bahwa atribut konsumen, Experimenting with Appearance (EA), dipertimbangkan ketika mengevaluasi teknologi baru untuk bisnis online maupun offline. Misalnya, mereka yang memiliki EA rendah memiliki resiko yang besar ketika berbelanja online tetapi kurang termotivasi untuk mencoba produk menggunakan teknologi IIT yang sudah ada, sebaiknya teknologi IIT dibuat mudah untuk digunakan. Sehingga konsumen yang memiliki EA rendah tersebut memiliki kenikmatan berbelanja yang tinggi serta resiko yang rendah terhadap pelaku retail.

Kelebihan Penelitian :

a)    Penelitian ini melihat dari sudut pandang IT bahwa teknologi yang digunakan dalam suatu bisnis dapat merubah perspektif konsumen dari awalnya memiliki keraguan dalam membeli produk kemudian konsumen tertarik untuk membeli.

b)   Penelitian ini mendorong para pelaku bisnis retail online khususnya yang bergerak di industri pakaian untuk membuat website mereka menjadi lebih menarik serta informatif bagi para konsumen.

Kekurangan Penelitian :

a)    Meskipun teknologi yang ada saat ini memungkinkan meminimalisir resiko kesalahan serta ketidakcocokan dalam membeli pakaian secara online, masih ada rasa was-was para konsumen dalam membeli pakaian secara online karena sehebat apapun teknologi tidak ada yang bisa menutupi kepuasan para konsumen yang benar-benar mencoba pakaian yang akan dibeli.

b)   Penerapan teknologi canggih IIT dalam website bukanlah teknologi yang murah. Para pelaku bisnis retail pakaian online harus menyiapkan dana ekstra untuk melakukan research and development.

 

Jurnal 4 :

Judul                           : An Empirical Study on Behavioral Intent of Consumers in

                                      Online Shopping

Jurnal                           : SAGE Pub Journals

Volume dan Halaman : Vol 2, Issue 1, Halaman 13-28

Tahun                          : 2013

Penulis                         : Garima Malik dan Abhinav Guptha

 

Latar Belakang Penelitian :

            Perilaku belanja online mengacu pada proses pembelian produk atau layanan melalui internet. Proses ini terdiri dari 5 langkah yang mirip dengan perilaku belanja tradisional : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi opsi produk, keputusan pembelian, dan dukungan pasca pembelian. Dalam proses belanja online, ketika calon konsumen mengenali kebutuhan akan barang dan jasa, mereka mengakses internet untuk mencari informasi yang berkaitan dengan barang dan jasa yang dibutuhkan. Namun, yang terjadi kadang-kadang konsumen potensial tertarik oleh informasi yang terkait dengan kebutuhan yang dirasakan. Menurut website‘strainmind.com’ dan ‘tutor2u.net’ konsumen potensial kemudian mengevaluasi alternatif dan memilih yang terbaik sesuai kebutuhan mereka. Akhrinya transaksi dilakukan dan layanan purnajual disediakan. Sikap belanja online tersebut mengacu pada keadaan psikologis konsumen dalam hal melakukan pembelian melalui internet.

            Kemudahamn dalam pencarian online untuk mencari harga yang lebih murah dapat memotivasi konsumen untuk membeli. Meskipun biaya pencarian barang berkurang, konsumen mungkin merasa kesulitan untuk mengevaluasi atribut non harga secara online. Warna dan gaya suatu produk mungkin tidak persis seperti yang terlihat ketika ditampilkan di layar komputer. Kualitas produk sulit untuk dievaluasi secara online. Ini berlaku terutama untuk produk “feel and touch”. Sebagai contoh, konsumen mungkin khawatir tentang membeli sesuatu tanpa menyentuh dan merasakannya karena ketidakpastian kualitas produk sehingga membuat kepuasan konsumen berkurang. Dengan segala keunggulan yang ada, masih banyak konsumen yang tidak mau beralih berbelanja secara online karena memiliki potensi jebakan dari pengalaman berbelanja secara online.

Tujuan Penelitian :

            Untuk memahami hubungan timbal balik antara berbagai faktor dan prediktor yang memengaruhi niat serta perilaku pembelian dalam belanja online untuk barang dan jasa. Menganalisis efek variabel demografis seperti usia, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan, dan sektor ketenagakerjaan dengan niat dan perilaku pembelian untuk barang dan jasa. Serta untuk mempelajari kekuatan prediksi model penelitian dan untuk melihat apakah variabel individu yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku dan niat.

Variabel Penelitian :

            Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 yaitu tingkat pendidikan, pendapatan, profesi, sektor pekerjaan dan jenis kelamin.

Metode dan Sampel Penelitian :

            Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dan juga menggunakan kuesioner dengan skala 5 poin (5 = sangat setuju, 1 = sangat tidak setuju).Kuesioner disebar secara acak, sebanyak 120 responden berhasil didapat dengan rincian 29 wanita dan 91 pria.

Hasil dan Kesimpulan yang Diperoleh:

            .Pengaruh karakteristik demografis seperti pendapatan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, profesi serta jenis pekerjaan ditemukan tidak signifikan secara statistik pada perilaku dalam pembelian barang dan jasa. Sementara pendapatan, profesi atau jenis pekerjaan tidak signifikan berdampak pada niat pembelian barang dan jasa, hanya tingkat pendidikan dan pendapatan yang memiliki pengaruh pada niat beli barang dan jasa.

Kelebihan Penelitian :

a)    Metode penelitian yang digunakan mudah diterapkan dan juga mudah untuk dipahami oleh para pembaca.

b)   Sampel mudah untuk dicari karena hampir semua orang pernah berbelanja secara online.

Kekurangan Penelitian :

a)    Tema dari penelitian ini sudah sering diteliti sehingga bagi beberapa akademisi pokok bahasannya sudah tidak aktual lagi.

b)    Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana memiliki batas minimal kuesioner yang harus disebar sehingga penelitian ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk mencetak sejumlah kuesioner.

 

Jurnal 5 :

Judul                           : Skills Augmenting Online Shopping Behavior : A Study

                                      of Need for Cognition Positive Segment

Jurnal                           : SAGE Pub Journals

Volume dan Halaman : Vol 3, Issue 2, Halaman 126-145

Tahun                          : 2015

Penulis                         : Prashant Verma dan Shruti Jain

 

Latar Belakang Penelitian :

          Penelitian ini memperhitungkan need for cognition (NFC) yang dapat diartikan “kebutuhan akan pemahaman” yang mewakili kecenderungan individu untuk terlibat serta menikmati pemikiran-pemikiran yang ada. NFC dideskripsikan sebagai kebutuhan untuk menyusun situasi yang relevan menjadi cara-cara yang bermakna dan terintegrasi serta kebutuhan untuk memahami dan membuat pemahaman yang wajar. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi dimensi keterampilan tertentu yang berlaku pada responden saat berbelanja online serta positif menggunakan NFC, dan mencoba mencari perbedaan dalam perilaku responden dalam berbelanja online dengan tingkat keterampilan yang berbeda.

Tujuan Penelitian :

            Untuk mengeksplorasi fase pemahaman pada pembeli yang pindah dari lingkungan belanja offline ke lingkungan belanja online. Peneliti berusaha untuk dapat menunjukkan keterampilan yang memfasilitasi pemahaman dalam belanja online.

Variabel Penelitian :

            Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 6 yaitu preferensi untuk menjadi pengguna tingkat lanjut, pengguna yang percaya diri akan teknologi informasi terkini, menggunakannya IT sebagai alat untuk mengeksplorasi pengetahuan, kemampuan untuk menilai penggunaan program, pengguna akhir yang efisien dan pengetahuan tentang hardware.

Metode dan Sampel Penelitian :

            Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dan juga menggunakan kuesioner dengan skala Likert 5 poin (5 = sangat setuju, 1 = sangat tidak setuju).Dari 300 kuesioner yang disebar, 238 kuesioner memperoleh tanggapan dan 225 kuesioner diisi penuh. Secara keseluruhan, 219 kuesioner dipertimbangkan untuk diolah datanya.

Hasil dan Kesimpulan yang Diperoleh:

            Pada komposisi keterampilan pertama yaitu ”preferensi untuk menjadi pengguna tingkat lanjut” terdiri dari keterampilan dimana pengguna merasa nyaman menggunakan software baru, merasa yakin menggunakan fitur-fitur terbaru yang terdapat di website. Mereka senang menggunakan fitur-fitur terbaru tersebut sehingga membuat mereka puas secara psikologis setelah memesan barang secara online dan tertarik untuk mengeksplorasi kemampuan software secara penuh. Individu yang memiliki NFC tinggi berperan dalam aktivitas tersebut.

            Komposisi keterampilan kedua yang bernama “pengguna yang percaya diri akan teknologi informasi terkini” terdiri dari keterampilan pengguna yang dapat menggunakan software untuk mencari hal yang diminati, saling bertukar pendapat di media sosial, memiliki channel YouTube, membaca perkembangan teknologi terbaru, berbelanja secara online mirip seperti di mal serta tidak dapat mengatasi masalah software yang digunakan secara teratur. Individu yang memiliki NFC tinggi dikaitkan dengan kemampuan mencari informasi yang tinggi serta memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik. Para individu yang termasuk dalam "pengguna yang percaya diri akan teknologi informasi terkini" memiliki keterampilan yang diperlukan untuk sepenuhnya memahami software terbaru dalam teknologi informasi dan menggunakannya sebagai alat untuk memecahkan masalah melalui tingkat eksplorasi yang lebih dalam. Perangkat keterampilan ini membantu pengguna tampil pada tingkat yang lebih tinggi dari pengguna teknologi informasi pada umumnya.

            Komposisi keterampilan ketiga yang bernama “menggunakannya IT sebagai alat untuk mengeksplorasi pengetahuan” terdiri dari keterampilan dimana pengguna tersebut senang ketika kehidupan sehari-harinya terdapat teka-teki yang harus dipecahkan. Keterampilan ini ditemukan dalam responden positif NFC dimana dapat memprediksi preferensi seseorang untuk menilai berbagai macam jenis informasi yang ada. Secara umum, individu dengan NFC tinggi lebih menyukai media yang berorientasi pada informasi dan cenderung terlibat dalam pemrosesan informasi lisan daripada informasi visual.

            Komposisi keterampilan keempat bernama "kemampuan untuk menilai penggunaan program" terdiri dari keterampilan di mana pengguna memiliki pengetahuan yang lebih besar tentang fungsi software dan dapat menyesuaikan kinerja software, menunjukkan tingkat pemahaman yang lebih tinggi saat beroperasi di berbagai website untuk berbelanja dan pengguna dapat membandingkan lingkungan online yang ada di website berbelanja. Komposisi keterampilan kelima bernama "pengguna akhir yang efisien" terdiri dari keterampilan di mana responden menilai seberapa efisien penggunaan komputer. Responden yang menunjukkan tingkat pemahaman yang lebih tinggi dapat memproses banyak sumber informasi secara bersamaan. Komposisi keterampilan keenam bernama "pengetahuan tentang hardware" terdiri dari keterampilan dimana para responden juga memahami tentang faktor-faktor yang membentuk lingkungan dimana ia diharuskan memahami pengoperasianhardware ke tingkat yang lebih tinggi.

Kelebihan Penelitian :

a)    Penelitian ini cukup menarik karena melihat keterampilan serta pemahaman-pemahaman apa saja yang dibutuhkan bagi para konsumen yang ingin berpindah dari yang awalnya berbelanja via offline menjadi via online.

b)   Penelitian ini cukup mengedukasi bagi para calon konsumen yang ingin berbelanja via online khususnya bagi masyarakat yang berumur 50 tahun keatas yang biasanya memiliki masalah gaptek bila ingin mencoba berbelanja secara online.

Kekurangan Penelitian :

a)    Terdapat banyak istilah-istilah yang tidak dimengerti para pembaca awam ketika membaca jurnal ini sebaiknya peneliti mencantumkan penjelasan-penjelasan agar pembaca awam memahaminya.

b)   Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana memiliki batas minimal kuesioner yang harus disebar sehingga penelitian ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk mencetak sejumlah kuesioner.