Happy Reading Starbucks Strawberries & Crème Frappuccino

Kamis, 19 Maret 2020

Riview Jurnal Psikologi & Teknologi Internet: “Hubungan Antara Self Control Dengan Internet Addiction Pada Mahasiswa”

 Hasil gambar untuk kecanduan internet
   Kecanduan Internet atau Internet Addiction merupakan fenomena yang muncul di kehidupan kita saat ini, Internet Addiction sering kali kita temui di berbagai belahan Negara, Termasuk Negara kita saat ini. Hal ini dikarenakan penggunaan internet di zaman yang modern ini sangatlah diperlukan baik untuk mencari informasi terbaru ataupun untuk menjalin hubungan dengan orang lain diberbagai tempat belahan dunia. Namun, seiring perkembangan internet, tak sedikit orang yang sangat bergantung pada internet sehingga menyebabkan kecanduan. Kecanduan internet kebanyakan dialami oleh remaja. Hal ini dikarenakan internet menawarkan berbagai fasilitas informasi, hiburan, mainan, bahkan tren- tren kekinian yang sangat diikuti perkembangannya oleh remaja sehingga membuat remaja tidak ingin meninggalkan internet. Pecandu internet kehilangan control atas dirinya hingga merelakan segalanya untuk internet dan kehilangan perannya dalam kehidupan. 
   Dari fenomena tersebut, kali ini saya akan me-riview atau membahas sedikit jurnal yang berkaitan tentang permasalahan Internet Addiction pada remaja terkhususnya mahasiswa yang masih tergolong remaja akhir. Menurut Anna Freud dalam buku Hurrlock, masa remaja akhir umumnya dimulai pada usia 17-22 tahun. Oleh karena itu, permasalahan yang akan saya ambil terfokus pada mahasiswa dan jurnal yang saya angkat adalah jurnal yang ditulis oleh Sari Dewi Yuhana Ningtyas, Mahasiswi Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Yang berjudul “Hubungan Antara Self Control dengan Internet Addiction Pada Mahasiswa”


REVIEW JURNAL

Judul
Hubungan Antara Self Control dengan Internet Addiction Pada Mahasiswa
Tipe Jurnal
Educational Psychology Journal, Vol 1 No 1
Tahun Terbit
2012
Penulis
Sari Dewi Yuhana Ningtyas
Riviewer
Salsabila Fristia
Tanggal Riview
19 Maret 2020
Isi Jurnal :

1.    Tujuan Penelitian 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES serta hubungan antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES.

2.    Subjek Penelitian
     Subjek penelitian ini adalah 65 mahasiswa FIP semester 5

3.    Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Proportional sampling. Yaitu dengan cara mengambil 10% secara random sebagai sempel dari populasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES Semester 5 tahun 2010/2011 yang berjumlah 639 mahasiswa yaitu 65 mahasiswa.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala self control dengan aitem yang dibuat adalah 50 aitem dari aspek behavioral control, cognitive control, dicisional control. Skala kedua yaitu internet addiction yang dibuat adalah 51 aitem dari aspek compulsive use, loss of control, continued use despite adverse consequences. Alternative jawaban yang tersedia ada empat, yaitu Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Sesuai (SS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

4.    Definisi Operasional

·      Dependent Variable : Internet addiction pada mahasiswa.
Internet addiction adalah pemakaian internet secara berlebihan yang dimulai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan objek candu, pemakaian yang lebih sering terhadap objek candu, tidak memperdulikan dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan sebagainya ”
·      Independent  Variable : Self control
Self control sebagai kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan , merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif ”

5.    Hasil Penelitian

Self control diukur dengan skala self control dengan koefisien reabilitas sebesar 0,850. Skala self control terdiri dari 31 aitem valid dengan rentang koevisien validalitas dari 0,252 sampai dengan 0,680. Internet addiction diukur dengan menggunakan skala internet addiction. Skala internet addiction mempunyai koefisien reabilitas sebesar 0,868. Skala internet addiction terdiri dari 33 aitem valid dengan rentang koefisien validalitas dari 0,267 samapi dengan 0,731. Uji kolerasi menggunakan teknik kolerasi product moment yang dikerjakan menggunakan bantuan program SPSS 12.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukan variable self control tergolong rendah dengan presentasi 93,85%, berarti bahwa mahasiswa kurang mampu mengontrol perilaku, mengambil keputusan atau suatu tindakan yang cukup baik terhadap internet. Variable internet addiction tergolong tinggi dengan presentasi 96,92%, hal ini berarti mahasiswa mengalami kecanduan dalam berinternet, yang ditandai dengan mahasiswa selalu tertuju pada internet, kurang dapat dalam mengontrol penggunaan internet. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES, hal ini ditunjukkan dengan hasil kolerasi product moment r = -0,752 dengan signifikasi atau p = 0,000 dimana p < 0,01.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis yang ditunjukan bahwa terdapat hubungan negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES. Semakin rendah self control maka semakin tinggi internet addiction. Terujinya hipotesis dalam penelitian ini disebabkan oleh tingginya pemakaian internet secara berlebihan, sehingga dalam mengendalaikan perilaku kurang baik atau rendah. Pengguna internet yang mempunyai self control yang tinggi akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku online.

6.    Kekurangan dan Kelebihan Dari Penelitian

Segala sesuatu tak terlepas dari adanya kekurangan maupun kelebihan masing-masing. Tak terkecuali dengan isi jurnal yang sedang saya riview kali ini. Berikut adalah kekurangan dan kelebihan dari Educational Psychology Journal: Hubungan Antara Self Control Dengan Internet Addiction Pada Mahasiswa.

Kekurangan

Jurnal ini menggunakan kalimat yang kurang efektif di mana kalimat-kalimat yang dipakai ditulis berulang kali. Sehingga terkesan bertele-tele. Dengan demikian informasi yang ditangkap pembaca kurang maksimal karena menimbulkan kesan menoton saat membaca. Selain itu, pada bagian metode penelitian, peneliti menjabarkan skala self control dan internet addiction dengan beberapa aitem namun peneliti hanya menyebutkan apa saja aitem-aitem yang dibuat tanpa menjelaskan maksud dari aitem-aitem tersebut sehingga pembaca tidak mendapatkan gambaran lebih dalam mengenai metode penelitian yang digunakan. Selanjutnya, pada hasil pembahasan, peneliti menggunakan skala yang sulit dipahami oleh orang awam. sehingga kebanyakan pembaca tidak memahami darimana koefisien-koefisein tersebut didapat karena di jurnal tersebut tidak diberi tahu darimana skala-skala tersebut didapatkan. Hal ini dapat mengakibatkan pembaca akan kesulitan untuk mengerti hasil pembahasan dari koefisien-koefisien dan skala-skala yang digunakan tersebut. Dalam jurnal tersebut juga tidak diberi tahu bagaimana cara mencegah terjadinya internet addiction dikalangan remaja dan dapat tidak diberi tahu apakah internet addiction dapat disembuhkan atau tidak. Peneliti hanya memaparkan hubungan antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa tanpa memberikan sebuah solusi. Sehingga dalam penelitian ini belum menjelaskan manfaat penelitian secara detail.   

Kelebihan

Dari segi kerapihan penulisan, jurnal ini ditulis dengan rapih di mana setiap bagian paragraph nya diberikan pengaturan rata kanan-kiri (alignment justify). Penulisan jurnal ini teratur dan sesuai dengan kaidah penulisan jurnal serta jurnal ini bersifat baku dan sesuai dengan kamus EYD Bahasa Indonesia. Jurnal ini juga memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan atau latar belakang dari permasalahan mengapa dibuatnya penelitian ini sampai menjelaskan kepada pembaca bahwa benar adanya gangguan kecanduan pada internet atau Internet Addiction Disorder (IAD) pada remaja. Serta, pada penelitian ini, memberikan informasi bagaimana ciri-ciri remaja atau individu yang mengalami kecanduan internet tersebut. Dan memberikan informasi bahwa semakin rendah self control maka semakin mudah individu atau remaja terkena internet addiction.


MENGKAJI JURNAL DENGAN TEORI

Dari Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa terdapat hubungan negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES. Semakin rendah self control maka semakin tinggi internet addiction. Terujinya hipotesis dalam penelitian ini disebabkan oleh tingginya pemakaian internet secara berlebihan, sehingga dalam mengendalikan perilaku kurang baik atau rendah. Pengguna internet yang mempunyai self control yang tinggi akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku online.
Hal serupa  juga  didapati  oleh  penelitian  lainnya  yang  mana  penelitian  yang  dilakukan  oleh Setiawan, G, dkk yang berjudul Hubungan kontrol diri dengan kecanduan internet siswa kelas IX SMP Kristen 2 Salatiga. Dimana dari hasil analisis data menemukan ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan kecanduan internet siswa kelas IX SMP Kristen 2 Salatiga. Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti diterima dengan nilai asymp sig. = 0.002 (< 0.05), yang berarti bahwa kecanduan internet disebabkan oleh kontrol diri yang rendah, artinya apabila siswa tidak mampu mengontrol dirinya maka kecanduan internet akan terjadi pada diri siswa.
Hasil penelitian lain yang menunjukan bahwa semakin rendah self control maka semakin tinggi internet addiction atau sebaliknya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Arisandy dengan judul Hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada mahasiswa Universitas Bina Darma. Hasil uji hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang (r=-0,422; F=10.399; p=0,000 atau p<0,01). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah kecanduan internet. Dari penelitian tersebut disebutkan bahwa Mahasiswa sebagai pengguna internet yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku online. Mahasiswa sebagai pengguna internet yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengatur penggunaan internet sehingga tidak tenggelam dalam internet, mampu menggunakan internet sesuai dengan kebutuhan, mampu memadukan aktivitas online dengan aktivitas-aktivitas lain dalam kehidupannya. Mahasiswa sebagai pengguna internet dengan kontrol diri yang tinggi tidak memerlukan internet sebagai tempat untuk melarikan diri dari masalah atau menghilangkan dysphoric mood (perasaan tidak berdaya, rasa bersalah, cemas, depresi).
Sebaliknya, mahasiswa sebagai pengguna internet dengan kontrol diri rendah tidak mampu mengatur penggunaan internet sehingga perhatian tertuju hanya pada internet, berharap untuk segera online atau memikirkan aktivitas online. Mahasiswa sebagai pengguna internet dengan kontrol diri rendah dapat menghabiskan waktu berjam-jam dengan aktivitas online hingga melupakan bagian lain dari kehidupannya seperti waktu belajar, bekerja dan bersosialisasi dengan orang lain, bahkan menggunakan internet sebagai tempat untuk melarikan diri dari masalah. Kontrol diri yang rendah dapat terjadi juga pada mahasiswa bila mahasiswa tidak mampu mengendalikan diri pada saat mengakses internet.
Dilansir dari jurnal lain yang ditulis oleh Herlina Siwi Widiana, Sofia Retnowati, Rahma Hidayat dengan judul Kontrol diri dan kecenderungan kecanduan internet dijelaskan bahwa setiap individu yang mempunyai kontrol diri yang tinggi mampu menginterprestasi stimulus yang dihadapi, mempertimbangkan konsekuensinya sehingga mampu memilih tindakan dan melakukannya dengan meminimalkan akibat yang tidak diinginkan. Pengguna internet yang mempunyai kontrol diri rendah tidak mampu memadu, mengarahkan dan mengatur perilaku online. Gologan ini tidak mampu menginterprestasi stimulus yang dihadapi, tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak mampu memilih tindakan yang tepat. Individu jenis ini tidak mampu mengatur pengunaan internet sehingga perhatian tertuju pada internet. menggunakan internet dengan waktu yang semakin meningkat untuk memperoleh kepuasan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa apabila mahasiswa sebagai pengguna internet lupa bahwa internet bersifat tanpa batas akan terhanyut oleh fasilitas-fasilitas yang disediakan ketika online, dan mahasiswa sebagai pengguna internet akan melakukan online secara terus menerus tanpa menghiraukan kehidupan sendiri maupun lingkungannya sampai mencapai taraf addit. Hal ini dapat dilihat bahwa kontrol diri sangat berpengaruh terhadap kecanduan internet pada mahasiswa. Secara umum orang yang mempunyai kontrol diri tinggi akan menggunakan internet secara sehat dan sesuai dengan keperluannya sehingga tidak menjadi kecanduan, sedangkan orang yang mempunyai kontrol diri rendah tidak mampu mengatur dan mengarahkan perilaku onlinenya.


Sumber lain :

Arisandy, D. (2009). Hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada mahasiswa Universitas Bina Darma tahun 2009 PalembangNaskah publikasi, 1-13.

Rahmat, H. S. W. S. R. (2004). Kontrol diri dan kecenderungan kecanduan internet. Humanitas: Jurnal Psikologi Indonesia, 1(1), 24526

Setiawan, G., Dwikurnaningsih, Y., & Setyorini, S. (2019). HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET SISWA KELAS IX SMP KRISTEN 2 SALATIGA. Genta Mulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 10(2).



0 komentar:

Posting Komentar