Kecanduan Internet atau
Internet Addiction merupakan fenomena
yang muncul di kehidupan kita saat ini, Internet Addiction sering kali kita
temui di berbagai belahan Negara, Termasuk Negara kita saat ini. Hal ini
dikarenakan penggunaan internet di zaman yang modern ini sangatlah diperlukan
baik untuk mencari informasi terbaru ataupun untuk menjalin hubungan dengan
orang lain diberbagai tempat belahan dunia. Namun, seiring perkembangan
internet, tak sedikit orang yang sangat bergantung pada internet sehingga
menyebabkan kecanduan. Kecanduan internet kebanyakan dialami oleh remaja. Hal
ini dikarenakan internet menawarkan berbagai fasilitas informasi, hiburan,
mainan, bahkan tren- tren kekinian yang sangat diikuti perkembangannya oleh
remaja sehingga membuat remaja tidak ingin meninggalkan internet. Pecandu
internet kehilangan control atas
dirinya hingga merelakan segalanya untuk internet dan kehilangan perannya dalam
kehidupan.
Dari fenomena tersebut, kali ini saya akan me-riview atau membahas sedikit jurnal yang
berkaitan tentang permasalahan Internet
Addiction pada remaja terkhususnya mahasiswa yang masih tergolong remaja
akhir. Menurut Anna Freud dalam buku Hurrlock, masa remaja akhir umumnya
dimulai pada usia 17-22 tahun. Oleh karena itu, permasalahan yang akan saya
ambil terfokus pada mahasiswa dan jurnal yang saya angkat adalah jurnal yang
ditulis oleh Sari Dewi Yuhana Ningtyas, Mahasiswi Jurusan Psikologi, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Yang berjudul
“Hubungan Antara Self Control dengan Internet Addiction Pada Mahasiswa”
REVIEW JURNAL
Judul
Hubungan Antara Self
Control dengan Internet Addiction
Pada Mahasiswa
Tipe
Jurnal
Educational Psychology Journal, Vol 1 No 1
Tahun
Terbit
2012
Penulis
Sari Dewi Yuhana Ningtyas
Riviewer
Salsabila Fristia
Tanggal
Riview
19 Maret 2020
Isi
Jurnal :
1.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP
semester 5 UNNES serta hubungan antara self
control dengan internet addiction pada
mahasiswa FIP semester 5 UNNES.
2.
Subjek
Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 65 mahasiswa FIP
semester 5
3.
Metode
Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode Proportional sampling.
Yaitu dengan cara mengambil 10% secara random sebagai sempel dari populasi
Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES Semester 5 tahun 2010/2011 yang
berjumlah 639 mahasiswa yaitu 65 mahasiswa.
Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan skala self
control dengan aitem yang dibuat adalah 50 aitem dari aspek behavioral control, cognitive control,
dicisional control. Skala kedua yaitu internet
addiction yang dibuat adalah 51 aitem dari aspek compulsive use, loss of control, continued use despite adverse
consequences. Alternative jawaban yang tersedia ada empat, yaitu Sesuai
(S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Sesuai (SS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
4.
Definisi
Operasional
· Dependent
Variable : Internet addiction pada
mahasiswa.
“ Internet
addiction adalah pemakaian internet secara berlebihan yang dimulai dengan
gejala-gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan objek candu, pemakaian
yang lebih sering terhadap objek candu, tidak memperdulikan dampak fisik maupun
psikologis pemakaian dan sebagainya ”
· Independent Variable : Self control
“ Self control
sebagai kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk
menekan , merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif ”
5.
Hasil
Penelitian
Self control diukur
dengan skala self control dengan koefisien reabilitas sebesar 0,850. Skala self
control terdiri dari 31 aitem valid dengan rentang koevisien validalitas dari
0,252 sampai dengan 0,680. Internet
addiction diukur dengan menggunakan skala internet addiction. Skala internet
addiction mempunyai koefisien reabilitas sebesar 0,868. Skala internet addiction terdiri dari 33 aitem
valid dengan rentang koefisien validalitas dari 0,267 samapi dengan 0,731. Uji
kolerasi menggunakan teknik kolerasi product moment yang dikerjakan menggunakan
bantuan program SPSS 12.0 for windows.
Hasil penelitian
menunjukan variable self control
tergolong rendah dengan presentasi 93,85%, berarti bahwa mahasiswa kurang mampu
mengontrol perilaku, mengambil keputusan atau suatu tindakan yang cukup baik
terhadap internet. Variable internet
addiction tergolong tinggi dengan presentasi 96,92%, hal ini berarti
mahasiswa mengalami kecanduan dalam berinternet, yang ditandai dengan mahasiswa
selalu tertuju pada internet, kurang dapat dalam mengontrol penggunaan
internet. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES, hal ini
ditunjukkan dengan hasil kolerasi product moment r = -0,752 dengan signifikasi
atau p = 0,000 dimana p < 0,01.
Hasil penelitian
tersebut sesuai dengan hipotesis yang ditunjukan bahwa terdapat hubungan
negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa FIP
semester 5 UNNES. Semakin rendah self
control maka semakin tinggi internet
addiction. Terujinya hipotesis dalam penelitian ini disebabkan oleh
tingginya pemakaian internet secara berlebihan, sehingga dalam mengendalaikan
perilaku kurang baik atau rendah. Pengguna internet yang mempunyai self control yang tinggi akan mampu
memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku online.
6.
Kekurangan
dan Kelebihan Dari Penelitian
Segala sesuatu tak
terlepas dari adanya kekurangan maupun kelebihan masing-masing. Tak terkecuali
dengan isi jurnal yang sedang saya riview kali ini. Berikut adalah kekurangan
dan kelebihan dari Educational Psychology Journal: Hubungan Antara Self Control Dengan Internet Addiction Pada Mahasiswa.
Kekurangan
Jurnal ini menggunakan
kalimat yang kurang efektif di mana kalimat-kalimat yang dipakai ditulis
berulang kali. Sehingga terkesan bertele-tele. Dengan demikian informasi yang
ditangkap pembaca kurang maksimal karena menimbulkan kesan menoton saat
membaca. Selain itu, pada bagian metode penelitian, peneliti menjabarkan skala self control dan internet addiction dengan beberapa aitem namun peneliti hanya
menyebutkan apa saja aitem-aitem yang dibuat tanpa menjelaskan maksud dari
aitem-aitem tersebut sehingga pembaca tidak mendapatkan gambaran lebih dalam
mengenai metode penelitian yang digunakan. Selanjutnya, pada hasil pembahasan,
peneliti menggunakan skala yang sulit dipahami oleh orang awam. sehingga
kebanyakan pembaca tidak memahami darimana koefisien-koefisein tersebut didapat
karena di jurnal tersebut tidak diberi tahu darimana skala-skala tersebut
didapatkan. Hal ini dapat mengakibatkan pembaca akan kesulitan untuk mengerti
hasil pembahasan dari koefisien-koefisien dan skala-skala yang digunakan
tersebut. Dalam jurnal tersebut juga tidak diberi tahu bagaimana cara mencegah
terjadinya internet addiction
dikalangan remaja dan dapat tidak diberi tahu apakah internet addiction dapat disembuhkan atau tidak. Peneliti hanya
memaparkan hubungan antara self control
dengan internet addiction pada mahasiswa
tanpa memberikan sebuah solusi. Sehingga dalam penelitian ini belum menjelaskan
manfaat penelitian secara detail.
Kelebihan
Dari segi kerapihan
penulisan, jurnal ini ditulis dengan rapih di mana setiap bagian paragraph nya
diberikan pengaturan rata kanan-kiri (alignment
justify). Penulisan jurnal ini teratur dan sesuai dengan kaidah penulisan
jurnal serta jurnal ini bersifat baku dan sesuai dengan kamus EYD Bahasa
Indonesia. Jurnal ini juga memaparkan
secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan atau latar belakang dari
permasalahan mengapa dibuatnya penelitian ini sampai menjelaskan kepada pembaca
bahwa benar adanya gangguan kecanduan pada internet atau Internet Addiction Disorder (IAD) pada remaja. Serta, pada
penelitian ini, memberikan informasi bagaimana ciri-ciri remaja atau individu
yang mengalami kecanduan internet tersebut. Dan memberikan informasi bahwa
semakin rendah self control maka
semakin mudah individu atau remaja terkena internet
addiction.
MENGKAJI JURNAL
DENGAN TEORI
Dari
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa terdapat hubungan
negatif antara self control dengan internet
addiction pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES. Semakin rendah self control maka semakin tinggi internet addiction. Terujinya hipotesis
dalam penelitian ini disebabkan oleh tingginya pemakaian internet secara
berlebihan, sehingga dalam mengendalikan perilaku kurang baik atau rendah.
Pengguna internet yang mempunyai self control
yang tinggi akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku online.
Hal
serupa juga didapati
oleh penelitian lainnya
yang mana penelitian
yang dilakukan oleh Setiawan, G, dkk yang berjudul Hubungan kontrol
diri dengan kecanduan internet siswa kelas IX SMP Kristen 2 Salatiga. Dimana dari
hasil analisis data menemukan ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri
dengan kecanduan internet siswa kelas IX SMP Kristen 2 Salatiga. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan peneliti diterima dengan nilai asymp sig. =
0.002 (< 0.05), yang berarti bahwa kecanduan internet disebabkan oleh kontrol
diri yang rendah, artinya apabila siswa tidak mampu mengontrol dirinya maka kecanduan
internet akan terjadi pada diri siswa.
Hasil
penelitian lain yang menunjukan bahwa semakin rendah self control maka semakin tinggi internet addiction atau
sebaliknya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Arisandy dengan judul
Hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada mahasiswa
Universitas Bina Darma. Hasil uji hipotesis pada penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada
mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang (r=-0,422; F=10.399; p=0,000 atau
p<0,01). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kontrol diri maka semakin
rendah kecanduan internet. Dari penelitian tersebut disebutkan bahwa Mahasiswa
sebagai pengguna internet yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu memandu,
mengarahkan dan mengatur perilaku online.
Mahasiswa sebagai pengguna internet yang memiliki kontrol diri yang tinggi
mampu mengatur penggunaan internet sehingga tidak tenggelam dalam internet,
mampu menggunakan internet sesuai dengan kebutuhan, mampu memadukan aktivitas online dengan aktivitas-aktivitas lain
dalam kehidupannya. Mahasiswa sebagai pengguna internet dengan kontrol diri
yang tinggi tidak memerlukan internet sebagai tempat untuk melarikan diri dari
masalah atau menghilangkan dysphoric mood
(perasaan tidak berdaya, rasa bersalah, cemas, depresi).
Sebaliknya,
mahasiswa sebagai pengguna internet dengan kontrol diri rendah tidak mampu
mengatur penggunaan internet sehingga perhatian tertuju hanya pada internet,
berharap untuk segera online atau
memikirkan aktivitas online.
Mahasiswa sebagai pengguna internet dengan kontrol diri rendah dapat
menghabiskan waktu berjam-jam dengan aktivitas online hingga melupakan bagian lain dari kehidupannya seperti waktu
belajar, bekerja dan bersosialisasi dengan orang lain, bahkan menggunakan
internet sebagai tempat untuk melarikan diri dari masalah. Kontrol diri yang
rendah dapat terjadi juga pada mahasiswa bila mahasiswa tidak mampu
mengendalikan diri pada saat mengakses internet.
Dilansir
dari jurnal lain yang ditulis oleh Herlina Siwi Widiana, Sofia Retnowati, Rahma
Hidayat dengan judul Kontrol diri dan kecenderungan kecanduan internet dijelaskan
bahwa setiap individu yang mempunyai kontrol diri yang tinggi mampu menginterprestasi
stimulus yang dihadapi, mempertimbangkan konsekuensinya sehingga mampu memilih
tindakan dan melakukannya dengan meminimalkan akibat yang tidak diinginkan. Pengguna
internet yang mempunyai kontrol diri rendah tidak mampu memadu, mengarahkan dan
mengatur perilaku online. Gologan ini
tidak mampu menginterprestasi stimulus yang dihadapi, tidak mampu
mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak mampu memilih
tindakan yang tepat. Individu jenis ini tidak mampu mengatur pengunaan internet
sehingga perhatian tertuju pada internet. menggunakan internet dengan waktu
yang semakin meningkat untuk memperoleh kepuasan.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa apabila mahasiswa sebagai pengguna
internet lupa bahwa internet bersifat tanpa batas akan terhanyut oleh
fasilitas-fasilitas yang disediakan ketika online, dan mahasiswa sebagai
pengguna internet akan melakukan online secara terus menerus tanpa menghiraukan
kehidupan sendiri maupun lingkungannya sampai mencapai taraf addit. Hal ini
dapat dilihat bahwa kontrol diri sangat berpengaruh terhadap kecanduan internet
pada mahasiswa. Secara umum orang yang mempunyai kontrol diri tinggi akan
menggunakan internet secara sehat dan sesuai dengan keperluannya sehingga tidak
menjadi kecanduan, sedangkan orang yang mempunyai kontrol diri rendah tidak mampu
mengatur dan mengarahkan perilaku onlinenya.
Sumber lain :
Arisandy, D. (2009). Hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada mahasiswa Universitas Bina Darma tahun 2009 Palembang. Naskah publikasi, 1-13.
Rahmat, H. S. W. S. R. (2004). Kontrol diri dan kecenderungan kecanduan internet. Humanitas: Jurnal Psikologi Indonesia, 1(1), 24526
Setiawan, G., Dwikurnaningsih, Y., & Setyorini, S. (2019). HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET SISWA KELAS IX SMP KRISTEN 2 SALATIGA. Genta Mulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 10(2).