Resume Jurnal Internasional
Jurnal 1 :
Judul : Increasing Trust In Online
Shopping Environment
Increases
PurchasingBehavior
Jurnal : Proceedings of the Human Factors
and Ergonomics Society
54th
AnnualMeeting-2010
Volume dan Halaman : Vol 54,
Issue 16, Halaman 1259-1263
Tahun :
2010
Penulis :
Tyler Campbell dan Bruce N. Walker
Latar Belakang Penelitian :
Kepercayaan
merupakan faktor penting perilaku konsumen terhadap belanja online. Tingkat
kepercayaan yang tinggi mendorong para konsumen untuk melakukan kegiatan
transaksi online juga mempertahankan para konsumen online. Akan tetapi
memperoleh kepercayaan konsumen dalam bisnis e-commerce / online shopping
bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang membuat para konsumen masih belum
mempercayai penggunaan e-commerce / online shopping seperti ketidakpastian
kinerja penjual, jarak antara penjual dan pembeli yang jauh, lalu pembeli yang
tidak mengetahui apakah penjual ini nyata atau tidak, serta keamanan (privasi)
dalam melakukan transaksi dimana hal-hal yang tersebut tidak ditemukan dalam
transaksi jual-beli tradisional (tatap muka).
Tujuan Penelitian :
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel yang memiliki efek
positif dalam mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam berbelanja di website
e-commerce / online shopping sehingga dapat meningkatkan perilaku konsumen.
Selain itu tujuan dari penelitian ini agar para pelaku bisnis e-commerce
/ online shopping dapat melihat variabel apa yang dapat meningkatkan
kepercayaan konsumen sehingga dapat diterapkan ke dalam website-nya.
Variabel Penelitian :
Terdapat
3 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang pertama fasilitas
pengiriman barang semalaman, lalu yang kedua fasilitasin-store-pick-up
yaitu para konsumen yang membeli barang secara online diberikan opsi untuk
mengambil barang sendiri ke penjual dan yang ketiga fasilitaslive video
stream dimana para konsumen yang ingin membeli barang online dapat melihat
aktivitas serta produk-produk yang dijual oleh e-commerce tersebut.
Metode dan Sampel Penelitian :
Penelitian
ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dan juga menggunakan kuesioner
dengan 5 jenis titik skala Likert.Lalu
jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 16 peserta dengan rincian 10 laki-laki
dan 6 perempuan dengan rata-rata usia 22 tahun.
Hasil dan Kesimpulan yang Diperoleh :
Dari ketiga variabel yang digunakan semuanya berpengaruh signifikan
mempengaruhi kepercayaan dan meningkatkan perilaku konsumen terhadap e-commerce
/ belanja online. Pertama adalah fasilitas pengiriman barang semalaman, para
peserta menilai websitee-commerce yang memiliki opsi dalam pengiriman
barang semalaman memiliki tingkat kepercayaan lebih tinggi, lebih bermanfaat,
serta dapat meningkatkan niat para calon konsumen dalam membeli barang dari website
e-commerce tersebut. Sehingga ada baiknya para pelaku bisnis e-commerce
memasukkan fasilitas ini ke dalam website mereka.
Kedua adalah
fasilitas in-store-pick-up yaitu para konsumen yang membeli barang
secara online diberikan opsi untuk mengambil barang sendiri ke penjual. Pada
variabel ini para peserta menilai website e-commerce yang memiliki
fasilitas in-store-pick-up dapat meningkatkan kepercayaan karena
memungkinkan pembeli melihat barang secara langsung di tempat penjual dan
apabila barang tersebut terdapat kerusakan pembeli bisa langsung meminta ganti ke
penjual. Selain itu dengan bertemunya penjual dengan pembeli secara langsung
dapat meningkatkan kepercayaan pembeli.
Ketiga adalah
fasilitas live video stream dimana para konsumen yang ingin membeli
barang online dapat melihat aktivitas serta produk-produk yang dijual oleh e-commerce
tersebut. Pada variabel ini mungkin tergolong baru bagi para peserta karena
belum banyak website e-commerce yang menerapkannya, namun para peserta
menilai fasilitas ini dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dalam membeli
barang secara online. Kehadiran live video stream dapat meningkatkan
kepercayaan bahwa bisnis tersebut memang ada, aktivitasnya nyata serta dapat
melihat bagaimana penjual melayani konsumennya.
Kelebihan Penelitian :
a)
Sampel
pada penelitian ini mudah untuk dicari karena hampir semua orang pernah
melakukan kegiatan berbelanja secara online.
b)
Penelitian
terdahulu sudah banyak dilakukan sehingga peneliti dapat dengan mudah
membandingkan antara 1 penelitian dengan penelitian yang lain sebagai referensi
penulisan penelitian ini.
Kekurangan Penelitian :
a)
Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif dimana peneliti harus menganalisa
secara mendalam tiap sampel (dengan kuesioner, wawancara dan diskusi).
b)
Tema
dari penelitian ini sudah sering diteliti sehingga bagi beberapa akademisi
pokok bahasannya sudah tidak aktual lagi.
Jurnal 2 :
Judul : Internet Users’ Attitudes Toward
Business-to-Consumer
Online Shopping : A Survey
Jurnal : SAGE Pub Journals
Volume dan Halaman : Vol 32, Issue 3, Halaman 1-22
Tahun : 2016
Penulis : Farid Huseynov dan Sevgi Ozkan Yildrim
Latar Belakang Penelitian :
Pertumbuhan yang cepat dari aktivitas belanja online dalam beberapa
tahun terakhir membutuhkan identifikasi faktor-faktor kunci yang dengan cermat
mempengaruhi perilaku serta sikap konsumen dalam melakukan belanja online.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen online sangat
penting untuk manajemen hubungan pelanggan yang efektif. Hal ini sangat penting
bagi para penjual online agar memahami secara jelas faktor-faktor yang
memengaruhi niat belanja online dan mengambil tindakan yang diperlukan. Jika
diidentifikasi dan dikelola dengan benar, faktor-faktor penting tersebut dapat
memberikan keunggulan kompetitif bagi penjual online dan juga meningkatkan
tingkat kepuasan dan pengalaman konsumen dengan website penjual.
Tujuan Penelitian :
Tujuan utama
penelitian ini adalah untuk menilai sikap pengguna internet terhadap belanja
online. Dengan penelitian survei ini juga bertujuan untuk mengevaluasi
faktor-faktor dan kekhawatiran terkait belanja online seperti pola penggunaan
internet, pengalaman belanja online, minat berbelanja online, evaluasi belanja
online, kepercayaan pada penjual online, upaya pencarian online, resiko produk
yang dirasakan, resiko pengiriman, persepsi keamanan, dan resiko privasi dalam
berbelanja online.
Variabel Penelitian :
Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari 6 yaitu masalah keuangan, masalah kualitas produk,
masalah pengembalian uang, masalah pengiriman produk, masalah keamanan dan
masalah privasi.
Metode dan Sampel Penelitian :
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode
kuantitatif. Teknik convenience samping non-probabilitas digunakan untuk
mengakses responden potensial dan juga menggunakan kuesioner dengan skala 1-3
((1)rendah - (3)tinggi, (1)sedikit - (3)banyak, (1)tidak setuju - (3)setuju)
serta item-item dalam kuesioner diambil dari penelitian terdahulu.
Pada penelitian ini ada dua sampel dalam
penelitian antara lain sampel pilot dan sampel penelitian utama. Sampel pilot
digunakan sebagai prototype yang diuji ke 10 mahasiswa yang belajar di
kota Ankara, Turki. Selanjutnya dari prototype tadi disempurnakan
kemudian kuesioner final dibagikan kepada 208 mahasiswa di berbagai fakultas di
universitas yang ada di kota Ankara, Turki. Hasil kuesioner yang diisi secara
benar diperoleh sebanyak 195.
Hasil dan Kesimpulan yang Diperoleh :
Hasil penelitian menunjukkan temuan yang
menarik dan pada saat yang sama sangat penting tentang penggunaan internet.
Sebagian besar pengguna internet menggunakan smartphone mereka untuk mengakses
internet. Smartphone memiliki kemampuan dan konektivitas yang lebih maju
daripada ponsel biasa. Namun, jika dibandingkan dengan PC (komputer), smartphone
tidak lebih baik dari PC karena perbedaan spek yang ada. Sehingga bagi para pelaku bisnis e-commerce disarankan untuk
mengoptimalkan website-nya terhadap para pengguna smartphone.
Sebagian besar responden menyatakan bahwa
mereka mengalami kesulitan dalam memeriksa dan menilai kualitas produk yang
dijual secara online. Lebih lanjut, para responden menyatakan bahwa keberadaan
gambar produk yang dijual secara signifikan memengaruhi tingkat kepercayaan dan
niat mereka dalam berbelanja. Dengan mempertimbangkan temuan ini, para pelaku
bisnis e-commerce bisa menambahkan gambar produk yang dijual di website
mereka agar memudahkan para konsumen menganalisis spesifikasi produk dan
kualitasnya melalui internet.
Dalam
penelitian ini, responden menyatakan bahwa privasi informasi pribadi dan
keamanan transaksi keuangan menjadi perhatian utama mereka dalam menggunakan
internet. Selain itu, responden yang tidak pernah berbelanja online menunjukkan
bahwa mereka tidak percaya untuk memberikan rincian keuangan pribadi mereka
melalui internet. Mayoritas responden juga mengindikasikan bahwa mereka akan
berbelanja online jika mereka yakin bahwa privasi dan keamanan mereka terjamin.
Dengan mempertimbangkan temuan-temuan ini, para pelaku bisnis e-commerce
direkomendasikan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk
memastikan segala jenis transaksi keuangan serta keamanan data para konsumen
aman.
Selain
itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengguna internet menganggap
beberapa faktor sebagai indikasi kepercayaan kepada penjual online. Faktor
utama yang meningkatkan tingkat kepercayaan konsumen di toko online adalah
jaminan dan kebijakan asuransi, keamanan dan privasi data konsumen, gambar dari
produk yang dijual, alamat perusahaan dan detail kontak, detail yang diperlukan
tentang perusahaan dan kebijakan privasi. Para pelaku bisnis e-commerce didorong untuk
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut sambil membangun toko online mereka.
Pengguna internet menghabiskan banyak waktu
dan upaya dalam mencari dan menganalisis produk sebelum membeli. Aktivitas
pencarian terkait dengan produk dilakukan baik di website e-commerce
maupun melalui sumber eksternal. Untuk mengurangi upaya yang dihabiskan dalam
mencari produk yang sesuai dan pada saat yang sama meningkatkan proses
pengambilan keputusan konsumen, para pelaku bisnis e-commerce didorong
untuk mengintegrasikan agen belanja cerdas ke website mereka.
Pada
toko fisik (offline), konsumen dapat memeriksa, mencoba dan mencari
saran dari perwakilan penjualan sebelum membeli produk. Namun, di toko online
konsumen memiliki kemampuan terbatas untuk memeriksa produk yang ditawarkan.
Mereka dapat memeriksa produk sampai tingkat tertentu, yang meningkatkan
tingkat permintaan pengembalian produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden khawatir
temtamg masalah pengembalian uang dalam belanja online. Konsumen terkadang mengalami kesulitan dalam
memahami prosedur yang diperlukan untuk mengembalikan produk yang dibeli. Oleh
sebab itu para pelaku bisnis e-commerce disarankan untuk memiliki
kebijakan pengembalian dana yang mudah dipahami dan lancar.
Kelebihan Penelitian :
a) Pada penelitian ini variabel yang diteliti
cukup banyak dan lengkap sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan para
pelaku bisnis e-commerce sebagai saran perbaikan untuk kedepannya.
b) Metode penelitian yang digunakan mudah
diterapkan dan juga mudah untuk dipahami oleh para pembaca.
Kekurangan Penelitian :
a)
Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dimana memiliki batas minimal kuesioner yang
harus disebar sehingga penelitian ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit
untuk mencetak sejumlah kuesioner.
b)
Jumlah
data yang banyak sekitar 195 kuesioner membuat kegiatan olah data yang
dilakukan membutuhkan waktu yang banyak apalagi sebelumnya peneliti juga
membuat prototype sebelum menyebarkan kuesioner final ke target sampel.
Judul :
Affective and Cognitive Online Shopping Experience :
Effects of Image Interactivity Technology and
Experimenting With Appearance
Jurnal : Clothing & Textiles Research Journal
SAGE Pub Journals
Volume dan Halaman : Vol 28, Issue 2, Halaman 140-154
Tahun : 2010
Penulis :
Hyun-Hwa Lee, Jihyun Kim dan Ann Marie Fiore
Latar Belakang Penelitian :
Menjamurnya bisnise-commercetelah
menyebabkan peningkatan pilihan dalam berbelanja yang memuaskan bagi konsumen.
Seiring berjalannya waktu kesadaran akan suatu merk para retail online ini juga
meningkat. Dengan meningkatnya persaingan, retail online ini memaksimalkan website
yang mereka miliki untuk meningkatkan identitas merk dan mengamankan loyalitas
konsumen. Secara bersamaan, konsumen juga mulai menggunakan teknologi canggih dalam
melakukan aktivitas berbelanjanya di website.
Dengan
kemajuan teknologi, kelemahan-kelemahan dari belanja pakaian secara online
seperti konsumen tidak dapat melihat secara fisik serta tidak dapat mencobanya
sebelum membeli dapat diubah. Beberapa retail online spesialis pakaian
memberikan fitur interaktif di website penjualan mereka seperti
kemampuan untuk memperbesar gambar produk yang dijual. Adapula beberapa retail
pakaian online yang menggunakan teknologi mix and amtch yang memungkinkan para
konsumen dapat melakukan simulasi kombinasi beberapa jenis produk. Studi ini berfokus pada teknologi yang lebih maju dimana teknologi
ini disebut Image Interactivity Technology (ITT).Produk yang
disimulasikan bersifat 3D sehingga pengalaman simulasi produk lebih aktual
rinci. Selain itu studi ini juga meneliti efek dari Experimenting with
Appearance (EA) dimana konsumen bereksperimen dalam berpenampilan demi
memainkan peran mediasi anatara keupasaan dalam berpakaian dan kemampuan dalam
bersosialisasi.
Tujuan
Penelitian :
Untuk
mengetahui pengalaman berbelanja yang diberikan Image Interactivity
Technology (ITT) terhadap kenikmatan berbelanja dan resiko yang dirasakan.
Selain itu tujuan dari penelitian ini untuk melihat efek dariExperimenting
with Appearance (EA) pada kenikmatan berbelanja dan resiko yang dirasakan
dan konsekuensi efek berurutan dari pengalaman ini terhadap sikap para pelaku
bisnis retail pakaian online.
Variabel
Penelitian :
Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 yaitu Experimenting with
Appearance (EA), kenikmatan berbelanja, resiko yang dirasakan dan sikap
para pelaku bisnis retail pakaian online.
Metode dan
Sampel Penelitian :
Penelitian
ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan pretest dimana perserta ditugaskan mengakses salah 1 dari 2 website
yang tersedia dimana satu website memiliki tingkat Image
Interactivity Technology (ITT) yang tinggi sedangkan satu website lain
memiliki tingkat Image Interactivity Technology (ITT) yang rendah.Pada
penelitian ini diperoleh sampel sebanyak 206 responden selama 4 minggu yang
terdiri dari 152 wanita dan 54 pria dengan usia berkisar antara 18 dan 25 tahun
dimana mereka merupakan para sarjana di universitas besar di AS.
Hasil dan
Kesimpulan yang Diperoleh:
Berdasarkan
hasil penelitian, fitur IIT meningkatkan kenikmatan dalam berbelanja,
mengurangi resiko persepsi yang terkait dengan belanja online dan meningkatkan
sikap para pelaku bisnis retail pakaian online. EA adalah sifat konsumen yang
secara signifikan mempengaruhi pengalaman belanja pakaian secara online. Pada
penelitian ini EA secara positif memiliki keterkaitan dengan kenikmatan dalam
berbelanja. Di saat yang sama EA dapat mengurangi ketidakpastian yang terkait
dengan belanja online.
Selain
itu, EA punya efek tidak langsung positif terhadap sikap para pelaku bisnis
retail pakaian online, sebagian dipengaruhi oleh kenikmatan berbelanja dan
resiko yang dirasakan. Mereka yang senang mencoba produk pakaian baru menemukan
belanja online dengan fitur IIT lebih menyenangkan dan minim resiko dan pengalaman-pengalaman
ini meningkatkan sikap terhadap para pelaku bisnis retail pakaian online.
Para
pelaku retail percaya bahwa teknologi yang ditambahkan ke lingkungan konsumen
dapat meningkatkan pengalaman berbelanja. Efek ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik
konsumen. Berdasarkan temuan saat ini kami menuarankankan bahwa atribut
konsumen, Experimenting with Appearance (EA), dipertimbangkan ketika
mengevaluasi teknologi baru untuk bisnis online maupun offline. Misalnya,
mereka yang memiliki EA rendah memiliki resiko yang besar ketika berbelanja
online tetapi kurang termotivasi untuk mencoba produk menggunakan teknologi IIT
yang sudah ada, sebaiknya teknologi IIT dibuat mudah untuk digunakan. Sehingga
konsumen yang memiliki EA rendah tersebut memiliki kenikmatan berbelanja yang
tinggi serta resiko yang rendah terhadap pelaku retail.
Kelebihan Penelitian :
a)
Penelitian
ini melihat dari sudut pandang IT bahwa teknologi yang digunakan dalam suatu
bisnis dapat merubah perspektif konsumen dari awalnya memiliki keraguan dalam
membeli produk kemudian konsumen tertarik untuk membeli.
b)
Penelitian
ini mendorong para pelaku bisnis retail online khususnya yang bergerak di
industri pakaian untuk membuat website mereka menjadi lebih menarik serta
informatif bagi para konsumen.
Kekurangan Penelitian :
a)
Meskipun
teknologi yang ada saat ini memungkinkan meminimalisir resiko kesalahan serta
ketidakcocokan dalam membeli pakaian secara online, masih ada rasa was-was para
konsumen dalam membeli pakaian secara online karena sehebat apapun teknologi
tidak ada yang bisa menutupi kepuasan para konsumen yang benar-benar mencoba
pakaian yang akan dibeli.
b)
Penerapan
teknologi canggih IIT dalam website bukanlah teknologi yang murah. Para
pelaku bisnis retail pakaian online harus menyiapkan dana ekstra untuk
melakukan research and development.
Jurnal 4 :
Judul : An Empirical Study on Behavioral Intent
of Consumers in
Online Shopping
Jurnal : SAGE Pub Journals
Volume dan Halaman : Vol 2, Issue 1, Halaman 13-28
Tahun :
2013
Penulis :
Garima Malik dan Abhinav Guptha
Latar Belakang Penelitian :
Perilaku belanja
online mengacu pada proses pembelian produk atau layanan melalui internet.
Proses ini terdiri dari 5 langkah yang mirip dengan perilaku belanja
tradisional : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi opsi produk,
keputusan pembelian, dan dukungan pasca pembelian. Dalam proses belanja online, ketika calon
konsumen mengenali kebutuhan akan barang dan jasa, mereka mengakses internet
untuk mencari informasi yang berkaitan dengan barang dan jasa yang dibutuhkan.
Namun, yang terjadi kadang-kadang konsumen potensial tertarik oleh informasi
yang terkait dengan kebutuhan yang dirasakan. Menurut website‘strainmind.com’
dan ‘tutor2u.net’ konsumen potensial kemudian mengevaluasi alternatif dan
memilih yang terbaik sesuai kebutuhan mereka. Akhrinya transaksi dilakukan dan
layanan purnajual disediakan. Sikap belanja online tersebut mengacu pada
keadaan psikologis konsumen dalam hal melakukan pembelian melalui internet.
Kemudahamn dalam pencarian online untuk mencari harga yang lebih
murah dapat memotivasi konsumen untuk membeli. Meskipun biaya pencarian barang
berkurang, konsumen mungkin merasa kesulitan untuk mengevaluasi atribut non
harga secara online. Warna dan gaya suatu produk mungkin tidak persis seperti
yang terlihat ketika ditampilkan di layar komputer. Kualitas produk sulit untuk
dievaluasi secara online. Ini berlaku terutama untuk produk “feel and touch”.
Sebagai contoh, konsumen mungkin khawatir tentang membeli sesuatu tanpa
menyentuh dan merasakannya karena ketidakpastian kualitas produk sehingga membuat
kepuasan konsumen berkurang. Dengan segala keunggulan yang ada, masih banyak
konsumen yang tidak mau beralih berbelanja secara online karena memiliki
potensi jebakan dari pengalaman berbelanja secara online.
Tujuan Penelitian :
Untuk memahami
hubungan timbal balik antara berbagai faktor dan prediktor yang memengaruhi
niat serta perilaku pembelian dalam belanja online untuk barang dan jasa. Menganalisis efek variabel demografis seperti
usia, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan, dan sektor ketenagakerjaan
dengan niat dan perilaku pembelian untuk barang dan jasa. Serta untuk
mempelajari kekuatan prediksi model penelitian dan untuk melihat apakah
variabel individu yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku
dan niat.
Variabel Penelitian :
Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 yaitu tingkat pendidikan,
pendapatan, profesi, sektor pekerjaan dan jenis kelamin.
Metode dan Sampel Penelitian :
Penelitian
ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dan juga menggunakan kuesioner
dengan skala 5 poin (5 = sangat setuju, 1 = sangat tidak setuju).Kuesioner
disebar secara acak, sebanyak 120 responden berhasil didapat dengan rincian 29
wanita dan 91 pria.
Hasil dan Kesimpulan yang Diperoleh:
.Pengaruh karakteristik demografis seperti
pendapatan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, profesi serta jenis pekerjaan
ditemukan tidak signifikan secara statistik pada perilaku dalam pembelian
barang dan jasa. Sementara pendapatan, profesi atau jenis pekerjaan tidak
signifikan berdampak pada niat pembelian barang dan jasa, hanya tingkat
pendidikan dan pendapatan yang memiliki pengaruh pada niat beli barang dan jasa.
Kelebihan Penelitian :
a) Metode penelitian yang digunakan mudah
diterapkan dan juga mudah untuk dipahami oleh para pembaca.
b)
Sampel
mudah untuk dicari karena hampir semua orang pernah berbelanja secara online.
Kekurangan Penelitian :
a)
Tema
dari penelitian ini sudah sering diteliti sehingga bagi beberapa akademisi
pokok bahasannya sudah tidak aktual lagi.
b)
Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dimana memiliki batas minimal kuesioner yang
harus disebar sehingga penelitian ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit
untuk mencetak sejumlah kuesioner.
Jurnal 5 :
Judul : Skills Augmenting Online Shopping
Behavior : A Study
of Need for Cognition Positive Segment
Jurnal :
SAGE Pub Journals
Volume dan Halaman : Vol 3, Issue 2, Halaman 126-145
Tahun :
2015
Penulis : Prashant Verma dan Shruti Jain
Latar Belakang
Penelitian :
Penelitian ini memperhitungkan need for
cognition (NFC) yang dapat diartikan “kebutuhan akan pemahaman” yang
mewakili kecenderungan individu untuk terlibat serta menikmati
pemikiran-pemikiran yang ada. NFC dideskripsikan sebagai kebutuhan untuk
menyusun situasi yang relevan menjadi cara-cara yang bermakna dan terintegrasi
serta kebutuhan untuk memahami dan membuat pemahaman yang wajar. Penelitian ini
mencoba mengidentifikasi dimensi keterampilan tertentu yang berlaku pada
responden saat berbelanja online serta positif menggunakan NFC, dan mencoba
mencari perbedaan dalam perilaku responden dalam berbelanja online dengan
tingkat keterampilan yang berbeda.
Tujuan Penelitian :
Untuk mengeksplorasi fase pemahaman pada
pembeli yang pindah dari lingkungan belanja offline ke lingkungan belanja
online. Peneliti berusaha untuk dapat menunjukkan keterampilan yang
memfasilitasi pemahaman dalam belanja online.
Variabel Penelitian :
Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 6 yaitu preferensi untuk
menjadi pengguna tingkat lanjut, pengguna yang percaya diri akan teknologi
informasi terkini, menggunakannya IT sebagai alat untuk mengeksplorasi
pengetahuan, kemampuan untuk menilai penggunaan program, pengguna akhir yang
efisien dan pengetahuan tentang hardware.
Metode dan Sampel Penelitian :
Penelitian
ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dan juga menggunakan kuesioner
dengan skala Likert 5 poin (5 = sangat setuju, 1 = sangat tidak setuju).Dari
300 kuesioner yang disebar, 238 kuesioner memperoleh tanggapan dan 225
kuesioner diisi penuh. Secara keseluruhan, 219 kuesioner dipertimbangkan untuk
diolah datanya.
Hasil dan Kesimpulan yang Diperoleh:
Pada
komposisi keterampilan pertama yaitu ”preferensi untuk menjadi pengguna tingkat
lanjut” terdiri dari keterampilan dimana pengguna merasa nyaman menggunakan
software baru, merasa yakin menggunakan fitur-fitur terbaru yang terdapat di website.
Mereka senang menggunakan fitur-fitur terbaru tersebut sehingga membuat mereka
puas secara psikologis setelah memesan barang secara online dan tertarik untuk
mengeksplorasi kemampuan software secara penuh. Individu yang memiliki NFC
tinggi berperan dalam aktivitas tersebut.
Komposisi
keterampilan kedua yang bernama “pengguna yang percaya diri akan teknologi
informasi terkini” terdiri dari keterampilan pengguna yang dapat menggunakan
software untuk mencari hal yang diminati, saling bertukar pendapat di media
sosial, memiliki channel YouTube, membaca perkembangan teknologi terbaru,
berbelanja secara online mirip seperti di mal serta tidak dapat mengatasi
masalah software yang digunakan secara teratur. Individu yang memiliki NFC
tinggi dikaitkan dengan kemampuan mencari informasi yang tinggi serta memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik. Para individu yang termasuk dalam "pengguna
yang percaya diri akan teknologi informasi terkini" memiliki keterampilan
yang diperlukan untuk sepenuhnya memahami software terbaru dalam teknologi
informasi dan menggunakannya sebagai alat untuk memecahkan masalah melalui
tingkat eksplorasi yang lebih dalam. Perangkat keterampilan ini membantu
pengguna tampil pada tingkat yang lebih tinggi dari pengguna teknologi
informasi pada umumnya.
Komposisi
keterampilan ketiga yang bernama “menggunakannya IT sebagai alat untuk
mengeksplorasi pengetahuan” terdiri dari keterampilan dimana pengguna tersebut
senang ketika kehidupan sehari-harinya terdapat teka-teki yang harus
dipecahkan. Keterampilan ini ditemukan dalam responden positif NFC dimana dapat
memprediksi preferensi seseorang untuk menilai berbagai macam jenis informasi
yang ada. Secara umum, individu dengan NFC tinggi lebih menyukai media yang
berorientasi pada informasi dan cenderung terlibat dalam pemrosesan informasi lisan
daripada informasi visual.
Komposisi
keterampilan keempat bernama "kemampuan untuk menilai penggunaan
program" terdiri dari keterampilan di mana pengguna memiliki pengetahuan
yang lebih besar tentang fungsi software dan dapat menyesuaikan kinerja software,
menunjukkan tingkat pemahaman yang lebih tinggi saat beroperasi di berbagai website
untuk berbelanja dan pengguna dapat membandingkan lingkungan online yang ada di
website berbelanja. Komposisi keterampilan kelima bernama "pengguna
akhir yang efisien" terdiri dari keterampilan di mana responden menilai seberapa
efisien penggunaan komputer. Responden
yang menunjukkan tingkat pemahaman yang lebih tinggi dapat memproses banyak
sumber informasi secara bersamaan. Komposisi keterampilan keenam bernama
"pengetahuan tentang hardware" terdiri dari keterampilan dimana para
responden juga memahami tentang faktor-faktor yang membentuk lingkungan dimana
ia diharuskan memahami pengoperasianhardware ke tingkat yang lebih tinggi.
Kelebihan Penelitian :
a)
Penelitian
ini cukup menarik karena melihat keterampilan serta pemahaman-pemahaman apa
saja yang dibutuhkan bagi para konsumen yang ingin berpindah dari yang awalnya
berbelanja via offline menjadi via online.
b)
Penelitian
ini cukup mengedukasi bagi para calon konsumen yang ingin berbelanja via online
khususnya bagi masyarakat yang berumur 50 tahun keatas yang biasanya memiliki
masalah gaptek bila ingin mencoba berbelanja secara online.
Kekurangan Penelitian :
a)
Terdapat
banyak istilah-istilah yang tidak dimengerti para pembaca awam ketika membaca
jurnal ini sebaiknya peneliti mencantumkan penjelasan-penjelasan agar pembaca
awam memahaminya.
b)
Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dimana memiliki batas minimal kuesioner yang
harus disebar sehingga penelitian ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit
untuk mencetak sejumlah kuesioner.