A. TEORI PEMBENTUKAN BUMI
Bumi menjadi satu-satunya planet yang
memungkinkan untuk berlangsungnya kehidupan. Hal ini disebabkan karena di bumi
terdapat air sebagai komponen pendukung kehidupan. Atmosfer bumi memiliki
komposisi yang sesuai untuk kehidupan, serta jarak dari matahari yang tidak
terlalu dekat namun juga tidak terlalu jauh. Bumi juga memiliki sumber daya
alam yang berperan bagi kelangsungan hidup manusia.
Bumi adalah salah satu dari miliaran
benda langit yang ada dijagat raya. Di jagat raya terdapat sebuah sistem yang
disebut dengan sistem tata surya. Tata surya terdiri dari matahari, beberapa
planet, satelit, dan benda-benda langit. Tata surya dapat terbentuk karena
beberapa teori, teori-teori tersebut antara lain, yaitu:
1.
Teori
Tidal (Pasang Surut Gas)
Teori
tidal dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada 1918. Menurut teori
ini, ratusan juta tahun lalu ada sebuah bintang yang bergerak mendekat matahari
dan kemudian menghilang. Pada saat itu sebagian matahari tertarik dan lepas.
Bagian matahari yang lepas ini kemudian membentuk planet-planet.
Bedasarkan
teori pasang surut terdapat sebuah bintang besar yang bergerak mendekati
matahari dengan jarak yang dekat. Akibat jarak yang dekat, terjadi pasang surut
didalam tubuh matahari, dimana saat itu matahari masih berupa kumpulan gas.
Oleh karena ukuran bintang yang sangat besar (menyerupai matahari) dan jarak
yang dekat, maka timbullah semacam gelombang raksaksa dari tubuh matahari
akibat gaya tarik bintang besar tersebut. Gelombang tersebut membentuk semacam lidah pijar yang sangat
besar, membentang dari arah matahari menuju ke bintang besar tersebut.
Lidah
pijar tersebut mengalami perapatan partikel gas menjadi gumpalan-gumpalan,
sehingga terpisah satu sama lain. Gumpalan tersebut membentuk planet-planet.
Bintang besar yang telah menyebabkan penarikan bagian tubuh matahari tersebut
kemudian bergerak sesuai dengan orbitnya dijagat raya. Bintang besar bergerak
menjauh, sehingga hilang pengaruhnya terhadap tubuh mathari maupun terhadap
planet yang telah terbentuk. Planet-planet yang telah terbentuk tersebut
kemudian mengalami pendinginan sambil terus berputar mengelilingi matahari.
Planet-planet yang berukuran kecil mengalami proses pendinginan secara cepat.
Sedangkan planet-planet yang berukuran besar mengalami pendinginan secara
lambat.
2.
Teori
bintang kembar
Teori
bintang kembar dikemukakan oleh Hoyle. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya
matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan yang lainnya saling mengelilingi.
Pada suatu masa melintas bintang lainnya, menabrak salah satu bintang kembar
itu, sehingga menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil. Pecahan tersebut
terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi bintang
yang tidak hancur, yaitu matahari.
3.
Teori
Nebula (Kabut)
Teori
nebula dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Laplace pada 1796. Teori ini menyatakan bahwa pada mulanya
terdapat kabut gas dan debu (nebula) yang sangat panas, sebagian besar terdiri
atas hydrogen dan sedikit helium. Saat mengalami proses pendinginana, kabut gas
tersebut menyusut. Semakin lama bentuknya berubah dari bulat bola menjadi
semacam cakram. Sebagian besar materi kemudian mengumpal dipusat cakram menjadi
mathari, sedangkan sisanya yang tertinggal terpisah sebagai cincin dan tetap
mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Bagian yang terpsiah ini setelah
mendingin menjadi planet-planet, termasuk masing-masing satelitnya.
4.
Teori
Big Bang
Teori
Big Bang dikemukakan oleh George Lemaitre. Teori ini menytakan bahwa pada
mulanya alam semesta adalah primeval atom yang berisi semua materi dalam
keadaan yang sangat padat. Suatu ketika materi ini meledak dan seluruh
materinya terlempar keruang alam semesta. Materi-materi tersebut akhirnya
membentuk bintang, planet, debu, kosmos, asteroid, meteor, energi, dan
partikel-partikel lain. Teori big bang ini didukung oleh seorang astronom dari
Amerika Serikat, yaitu Edwin Hubble. Bedasarkan pengamatan dan penelitian yang
telah dilakukan menunjukan bahwa jagat raya ini bersifat statis. Semakin jauh
jarak galaksi dari bumi, semakin cepat proses pengembangannya.
5.
Teori
Planetasimal (Planet kecil)
Teori
planetasimal dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton pada 1905. Mereka adalah
dua sarjana yang berasal dari Amerika Serikat. Teori ini mengemukakan bahwa
tata surya pada mulanya terbentuk dari kabut gas yang mengelilingi inti gas
yang panas. Kabut gas tersebut terus berputar mengelilingi inti gas hingga
berpilin (disebut kabut pilin). Kabut pilin tersebut terdiri atas buritan
material pada yang disebut planetasimal. Lama kelamaan kabut gas yang terpilin
berubah menjadi bahan-bahan pada yang kemudian menjadi planet. Sedangkan inti
gas panas menjadi matahari.
Dari beberapa macam teori pembentukan jagat raya
tersebut, maka terbentuklah bumi beserta planet-planet lainnya. Namun bumi
memiliki teori pembentukannya sendiri. beberapa teori pembentukan bumi dapat
menjadi gambaran mengenai dinamika bumi dan awal pembentukannya. Beberapa teori
pembentukan bumi sebagai berikut.
1.
Teori
Kontraksi
Teori
kontraksi ini dikemukakan oleh Rene Descrates pada tahun 1596 – 1650. Teori ini
menjelaskan bahwa bumi mengalami penyusutan dan pengerutan karena proses
pendinginan. Oleh Karena itu, bentuk permukaan bumi atau relief bumi beraneka
ragam seperti gunung, perbukitan, lembah, dan daratan.
James
Danu dan Elie de Baumant mendukung teori kontraksi. Mereka berpendapat
terbentuknya pegunungan dan lembah-lembah disebabkan pengerutan permukaan bumi.
Pengerutan permukaan bumi disebabkan oleh proses pendinginan pada bagian dalam
bumi. Akan tetapi, teori ini bertentangan dengan kondisi bumi saat ini. Oleh
karena itu teori ini tidak banyak digunakan. Pasalnya, pada inti bumi terdapat
massa pijar dan lapisan bumi masih mengalami pergerakan hingga saat ini.
2.
Teori
Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)
Teori
ini dinamakan teori dua benua karena awal pembentukan bumi terdiri atas dua
benua yang besar (supercontinent).
Teori dua benua dikemukakan oleh Edward Zuess pada tahun 1884. Dua benua yang
dimaksud yaitu benua Laurasia dikutub utara dan Gondwana Land di kutub selatan.
Proses pembentukan bumi diawali dengan pergerakan kedua benua menuju ekuator.
Rotasi bumi mempengaruhi sebagian benua terpisah didaerah ekuator dan belahan
bumi barat. Benua Laurasia membentuk Eropa, Asia, Amerika Utara, dan Greenland.
Benua Gondwana terpecah membentuk Amerika Selatan, India, Australia, Afrika,
dan Antartika.
3.
Teori
Apungan Benua (Continental Drift Theory)
Teori
ini dikemukakan oleh Alfred Wegener pada tahun 1912. Teori ini menjelaskan bumi
bermula dari benua tunggal yaitu Pangea. Pangea merupakan daratan luas yang
terpecah-pecah akibat pergerakan dasar laut.
Teori
ini mengemukakan tentang pengaruh rotasi bumi terhadap pergerakan pecahan
benua. Arah rotasi bumi dari barat ke timur mempengaruhi area pergerakan
pecahan Pangea. Pecahan-pecahan tersebut bergerak kearah barat menuju ekuator.
Teori ini didukung oleh bukti-bukti kenampakan alam berikut.
1. Adanya
persamaan garis kontur pantai timur benua Amerika Utara dan benua Amerika
Selatan dengan garis kontur pantai barat benua Eropa dan benua Afrika.
2. Batas
Samudra Hindia mendesak ke utara
3. Terdapat
aktivitas seismic dipatahan San Andreas
4. Kepulauan
Madagaskar bergerak menjauhi Afrika Selatan
5. Samudra
Atlantik semakin luas karena pergerakan benua Amerika kearah barat
6. Greenland
bergerak menjauhi Eropa
4.
Teori
Konveksi
Teori
konveksi menjelaskan bahwa permukaan bumi dipengaruhi oleh konveksi. Arus
konveksi merupakan arus panas dari dalam bumi yang selalu bergerak. Arus panas ini mempengaruhi pergerakan kulit
bumi. Teori ini dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess. Teori ini dikembangkan lebih lanjut oleh
Robert Diesz. Teori ii menjelaskan bahwa didalam lapisan astenosfer terjadi
arus konveksi menuju permukaan bumi. Arus konveksi membawa materi berupa lava
sampai permukaan bumi (dipungggung samudra). Lava yang terbawa akan membeku
membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga akan menggeser lapisan kulit
bumi yang lama.
5.
Teori
Lempeng Tektonik
Evolusi
bentuk permukaan bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Teori
lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson pada tahun 1968. Lempeng lempeng
tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak. Pergerakan lempeng ini
dipengaruhi oleh arus konveksi pada lapisan atenosfer. Atenosfer merupan suatu
lapisan cair dan panas. Lempeng tektonik merupakan bagian permukaan kulit bumi
yang dapat bergerak. Kerak bumi disebut lempeng karena ukurannya yang luas dan
tipis dengan sifat kaku. Lempeng terdiri atas lempeng benua dengan tebal sekira
40 km dan lempeng samudra dengan tebal sekira 10 km. kedua lempeng tersebut
bergerak diatas lapisan atenosfer dengan kecepatan rata-rata 10cm/tahun.
Gerakan
lempeng tektonik dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.
a.
Gerakan
Divergen
Gerakan
divergen merupakan gerakan dua atau lebih lempeng tektonik yang berimpitan dan
bergerak saling menjauh.
b.
Gerakan
Konvergen
Gerakan
konvergen merupakan gerakan dua atau lebih lempeng tektonik yang saling
mendekat sehingga bertumbukan dan menyebabkan salah satu dari lempeng tersebut
tersubduksi kedalam mentel dan membentuk gunung api aktif dikerak benua.
c.
Gerakan
Transform
Gerakan
Transform adalah gerakan antar lempeng tektonik yang berlawanan arah sehingga
saling bergesekan. Misalnya gesekan antara lempeng samudra pasifik dan lempeng
daratan Amerika Utara yang menyebabkan terbentuknya sesar San Andreas di
Amerika Serikat. Jalur bertemunya lempeng-lempeng tektonik disebut zona
mendatar (transform zone).
B.
FENOMENA
ALAM
AURORA
Aurora merupakan pancaran cahaya di langit daerah
lintang tinggi, sebagai akibat dari pembelanjaan partikel angin matahari oleh magnetosfer ke arah kutub, serta adanya
reaksi dengan molekul-molekul atmosfer.
Proses terjadinya aurora, bermula dari inti
matahari. Di dalam inti matahari terjadi reaksi termonuklir hydrogen menjadi
helium. Energi tersebut dialirkan ke permukaan matahari hingga terjadi medan
magnet yang sangat kuat. Medan yang tak terbendung terpancar. Medan tersebut
berupa partikel proton dan electron yang membentuk medan magnet. Saat terjadi
fenomena lidah api pada permukaan matahari, maka medan magnet tersebut
terpancar ke luar angkasa. Merkurius tak terpengaruh medan ini karena medan
magnet dari planet ini terlalu kecil, begitu juga dengan planet venus. Ketika medan
magnet melewati bumi, dimana planet bumi dilapisi oleh medan magnet yang
bernama Magnetosfer.
Medan magnet magnetosfer
ini terkenal dengan sebutan sabuk van
vallen. Yaitu sabuk magnet seperti buah apel. Ketika medan yang dipancarkan
matahari menerpa magnetosfer,
partikel yang berupa proton dan electron akan dibelokan dan tertarik menuju
kutub medan magnet bumi. aliran partikel yang tertarik ke kutub medan magnet
bumi akan bertumbukan dengan atom-atom yang ada di atmosfer. Atom-atom tersebut
dapat dilihat secara visual melalui pendar cahaya yang bewarna-warni dilangit,
atau yang dikenal sebagai Aurora.
Peranan magnet yang besar pada terjadinya aurora
menyebabkan aurora paling sering terjadi disekitar kutub utara dan kutub
selatan magnetiknya, dan sangat jarang terjadi didaerah katulistiwa. Aurora yang
terkenal adalah Aurora Borealis (Kutub Utara) dan Aurora Australis (Kutub
Selatan).